Taliwang, – Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mendatangi Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) untuk bertemu dengan media massa lokal. Pertemuan itu untuk menjalin kemitraan dan mensukseskan seluruh program yang akan dilaksanakan pihak BKKBN.
Syamsul Anam selaku kepala BKKBN NTB mengatakan, pihaknya tidak akan bisa menyampaikan program kepada masyarakat tanpa adanya dukungan dan kemitraan dengan pihak media. Hal itu yang membuat pihak BKKBN terus menjalin hubungan, termasuk berencana membuat Memorandum Of Undestanding (MoU) dengan para media lokal yang berada di daerah. “Kami akan melakukan MoU dengan media massa lokal, agar semua kegiatan BKKBN bisa dipublikasi termasuk kampung KB,” katanya.
Selain menyadari bahwa peran pers sangat besar dalam menyampaikan program, sehingga berharap semangat membangun kemitraan bisa direspon dan didukung oleh para pemilik media lokal. “Kami siap memberikan penawaran terbaik, karena memang BKKBN memiliki semangat besar untuk menyampaikan program kepada masyarakat,” tandasnya.
Salah satu program yang sedang gencar untuk disosialisasikan adalah masalah ledakan penduduk, jadi pemerintah sedang mengajak masyarakat untuk ikut program Keluarga Berencana (KB). Hal itu sesuai dengan Undang-undang (UU) 52 tahun 1959 tentang sebuah kegiatan untuk mendorong agar masyarakat melakukan perencanaan sebelum menikah dan batas umur yang arus di penuhi sebelum melakukan pernikahan.
Dibeberkan Syamsul Anam, salah satu tahapan dalam mensukseskan program BKKBN, masyarakat diminta untuk memiliki kematangan berpikir sebelum menikah, termasuk harus mengetahui batasan umur sebelum menjalin hubungan resmi tersebut. “Untuk menyampaikan pesan penting itu, BKKBN membutuhkan dukungan dari media. Hal itu yang menyadarinya untuk mengajak dalam membangun kemitraan,” katanya.
Diakhir keterangannya Syamsul Anam juga membeberkan bahwa faktor yang mempengaruhi dan menghambat program KB adalah, persoalan tingkat kematian ibu dan angka kematian dalam melahirkan mencapai 2,8 pertahun, angka kematian ibu, angka kematian Bayi dan kemiskinan. **