Taliwang, – Upacara peringatan hari pahlawan 10 November 2017 yang dilaksanakan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berjalan khidmat. Upacara yang dilaksanakan di Lapangan Graha Fitrah Komplek Kemutar Telu Center (KTC) berlangsung pada pukul 08.00 Wita, Jum’at pagi 10/11 kemarin.
Bupati KSB, Dr Ir H W Musyafirin MM bertindak sebagai inspektur upacara. Pada kesempatan itu dibacakan amanat Menteri Sosial Republik Indonesia pada Hari Pahlawan 2017. Bertindak sebagai komandan upacara adalah, Komandan Rayon Militer 1607-05 Taliwang, Kapten Cba Agus SH, sebagai pembaca pesan-pesan pahlawan dipercayakan kepada Agus Irawan Sahmi. Sebagai pengerek bendera anggota TNI Rayon Militer 1607-05 Taliwang, sebagai pembaca pembukaan UUD 1945 anggota Satpol PP KSB.
Salah satu isi pesan yang dibacakan oleh orang nomor satu di Bumi Pariri Lema Bariri itu adalah, Apabila kita mampu bersatu sebagai satu bangsa maka kita dapat maju bersama-sama dan mendistribusikan berkah kemerdekaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hari Pahlawan yang kita peringati saat ini didasarkan pada peristiwa pertempuran terhebat dalam riwayat sejarah dekolonisasi dunia, yakni peristiwa “Pertempuran 10 November 1945” di Surabaya. Sebuah peristiwa yang memperlihatkan kepada dunia internasional, betapa segenap Rakyat Indonesia dari berbagai ras/suku, agama, budaya dan berbagai bentuk partlkularisme golongan – bersama-sama melebur menjadi satu untuk berikrar, bergerak dan menyerahkan hidupnya, jiwa raganya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Diingatkan juga bahwa para pendiri bangsa meminta kepada kita semua bahwa setelah kemerdekaan diraih, maka tahapan selanjutnya kita harus bersatu terlebih dahulu untuk bisa memasuki tahapan bernegara selanjutnya yakni berdaulat, adil dan makmur. Jadi pesan fundamental itulah yang mengajak kita untuk tetap melaksanakan peringatan Hari Pahlawan pada 10 November ini dengan mengambil tema “Perkokoh Persatuan Membangun Negeri”.
Sebagai penyemangat dibeberkan juga, jika para pendahulu kita memiliki keberanian memproklamirkan kemerdekaan saat itu? Keberanian itu dapat digerakkan oleh sebuah modal tak ternilai dan tidak kasat mata, modal itu adalah adanya sebuah harapan. Sebuah harapan yang menimbulkan optimisme dalam hidup, sebuah harapan yang membuka segenap potensi, kita punya vitalitas dan daya hidup kemanusiaan untuk membuka terang kehidupan di masa depan, sebuah harapan bahwa dengan mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, maka kita dapat membangun sebuah kehidupan bernegara, sebuah rumah tangga politik kebangsaan dan kenegaraan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. **