Poto Tano, – Pengurus Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), melaksanakan aksi longmarc dengan berjalan kaki mulai dari Kecamatan Poto Tano menuju Mataram. Aksi yang dilaksanakan pada Rabu 21/2 kemarin mendapat perhatian dari masyarakat dan dikawal ketat pihak kepolisian.
Sebelum mulai jalan kaki, semua pengurus SBSI yang akan menjadi peserta berkumpul di depan Tambak udang milik PT Bumi Harapan Jaya (BHJ), salah satu perusahaan yang digugat dan dilaporkan ke polisi lantaran diduga telah melakukan pelanggaran aturan ketenagakerjaan. “Aksi jalan kaki yang kami lakukan sebagai bentuk protes terhadap berbagai persoalan ketenagakerjaan yang terjadi di KSB,” kata Malikurrahman SH selaku ketua SBSI KSB.
Diingatkan juga oleh Iken sapaan akrabnya, jika aksi jalan kaki sampai Mataram adalah aksi pembuka sebelum beberapa persoalan ketenaga kerjaan itu dibahas pada acara kongres SBSI yang akan dilaksanakan pada 8 April mendatang. “Kalau persoalan yang kami sampaikan tidak ditindaklanjuti serius oleh pemerintah KSB dan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), maka akan disampaikan saat kongres dan mengajak seluruh peserta untuk menggelar aksi sebagai bentuk dukungan dan protes,” tandasnya.
Puluhan peserta yang ikut terlihat cukup bersemangat saat aksi jalan kaki sambil membawa beberapa spanduk berisi tuntutan dan berorasi.
Adapun tuntutan yang disuarakan dalam aksi long march ini, antara lain mendesak DPRD NTB untuk membuat Pansus ketenagakerjaan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT), mendesak agar PT AMNT mencabut kebijakan stand by/merumahkan karyawan, mendesak PT AMNT tidak memberikan sanksi atas potensi pelanggaran dalam mogok kerja pekerja di tambang Batu Hijau tanggal 12 pebruari 2018, serta mendesak perusahaan itu untuk melaksanakan seluruh point Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 2017-2018 yang menjadi salah satu alasan dilaksanakannya mogok oleh para pekerja.
Selain itu, SBSI juga mendesak Kepolisian untuk segera menindaklanjuti laporan atas PT Bumi Harapan Jaya (PTBHJ – perusahaan pengelola tambak udang di Poto Tano) atas dugaan pelanggaran ketenagakerjaan, serta sejumlah tuntutan lainnya.
Malikurrahman mengatakan, DPC SBSI KSB sudah berkomunikasi dengan korwil NTB dan termasuk DPP SBSI terkait pelaksanaan aksi ini. “Ketua umum DPP SBSI Prof Dr Mukhtar Pakpahan akan datang ke Mataram untuk menyambut para peserta aksi sekaligus memberikan dukungan dan pembelaan,” tuturnya.
Aksi protes dengan jalan kaki ini akan menempuh jarak sekitar 120 KM. Selain dengan jalan kaki, perjalanan Poto Tano Kayangan ditempuh peserta aksi lewat laut melalui pelabuhan Poto Tano menuju Pelabuhan Kayangan Lombok Timur. Sementara jarak yang akan mereka tempuh dari pelabuhan Kayangan Lombok Timur menuju Kota Mataram sejauh 79 km. **