Taliwang, – Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menjadi salah satu kabupaten yang menjadi mitra pelaksanaan program Innovasi atau program kemitraan pemerintah Indonesia dengan Austrilia (DFAT) yang khusus membahas persoalan peningkatan kualitas pendidikan dibidang literasi dan numerasi. Fokus untuk wilayah KSB adalah program literasi atau program dalam bentuk kegiatan Workshop, mentoring di ruang kelas dan diskusi gugus.
Dr Zulkarnain selaku Distric Education Fasilitator (DEF) menyampaikan bahwa kegiatan itu sendiri dikembangkan dalam bentuk kegiatan pre-pilot (Prarintisan), Pilot (rintisan) dan program scilout (pengimbasan). Program pre-dan pilot sepenuhnya dibiayai DFAT, sedangkan scilout menjadi tanggung jawab pemerintah KSB. “Tahun tahun 2017 baru pada tahapan pelaksanaan kegiatan Pre-pilot dengan dipusatkan pada tiga sekolah, yakni SDN 4 Taliwang yang mewakili sekolah negeri dalam katagori grade 60 persen, kemudian MIN Lamunga mewakili sekolah dari unsur Kemenag, dan SDIT Imam Syafii yang merupakan perwakilan dari sekolah yang sebelumnya mengikuti program Guru Baik, sebuah program sering budget antara Inovasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora).
Disampaikan mantan konsultan pendidikan DBEP–ADB periode 2000-2007 itu, kegiatan pre Pilot dilaksanakan pada Juni-Desember meliputi eksplorasi, sintesis, design solusi, coba gagasan, review iterate dan kegiatan evaluasi. Kegiatan eksplorasi dilaksanakan oleh guru bersama Fasilitator Daerah Problem Driven Interative dan Adaptif (Fasda PDIA), agar dalam penggalian data dapat menemukan akar masalah dalam proses pembelajaran literasi di kelas awal (sintesis), kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merancang solusi dalam bentuk susunan scenario pembelajaran, kegiatan skenario pembelajaran yang telah dirancang melalui proses diskusi dan asistensi kemudian di ujicoba di ruang kelas, bila sukses dan menujukkkan penigkatan signifikan maka kegiatan ini dilanjutkan bila, tidak maka akan direviu dan diulang kembali (Iterate) kembali sampai menemukan solusi konstruktif dalam kegiatan pembelajaran.
Setelah kegiatan Pre-Pilot dilaksanakan, akan dilakukan evaluasi yang dilanjutkan dengan kegiatan desiminasi, dimana dihadiri oleh para pemangku kebijakan, yakni Dikpora dalam hal ini bidang Dikdas bagian kurikulum selaku penanggungjawab teknis, Bappeda dan LIbnag, DPRD KSB yang membidangi pendidikan, akademisi, prakitisi, pemerhati pendidikan dan lembaga donor.
Masih keterangan pemuda asal Fajar Karya kecamatan Brang Ene itu, kegiatan Diseminasi merupakan pengujian bahwa program terlaksana dengan sukses atau tidak. “Saya sangat optimis bahwa kegiatan akan berlanjut pada Pilot (rintisan) oleh DFAT, termasuk scilout oleh pemerintah KSB. Hal itu mengacu pada hasil diskusi dengan semua komponen jika sudah mulai dirasakan dampaknya termasuk peningkatan kompetensi maupun motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran literasi kelas awal,” tuturnya, sambil menambahkan bahwa dirinya ingin memberikan hasil terbaik sebelum akan kembali menjadi dosen di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Menyinggung soal keluhan tentang masalah administrasi peserta yang cukup sulit, Zulkarnain mengakui jika persoalan itu juga dirasakan dirinya, sehingga akan dijadikan bahan evaluasi tersendiri agar bisa lebih baik nantinya. “Dalam program ini untuk urusan administrasi dan keuangan ditangani langsung tim pusat sementara kami yang ada didaerah hanya kosentrasi pada conten kegiatan,” bebernya. **