Taliwang, – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) akan melibatkan langsung masyarakat Desa Mantar sebagai pelaku budaya, agar saat pelaksanaan Festival Mantar yang dirangkai dengan lomba paralayang bisa lebih meriah, karena para atlet itu sendiri akan mendapatkan penyajian budaya lokal.
“Kami sudah membangun komunikasi dengan para tokoh masyarakat setempat. Rencana itu diminta untuk segera dibahas agar ada persiapan yang lebih matang, apalagi Disparbud berharap dalam pawai budaya itu sendiri harus melibatkan masyarakat dalam jumlah banyak. Semoga konsep itu bisa berjalan lancar dan festival Mantar punyai nilai historis tersendiri,” kata Abdurahmman SIp selaku Kabid Kebudayaan pada Disparbud Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Selain akan mempertunjukan budaya oleh masyarakat Mantar, Disparbud juga mendorong masyarakat untuk mempersiapkan diri sebagai penyedia makanan bagi para tamu, dimana tetap mengedepankan konsep melayani tamu yang menjadi kebiasaan masyarakat Mantar. “Salah satu budaya masyarakat Mantar adalah makan bersama, jadi para tamu festival Mantar dan para atlet paralayang akan diarahkan untuk makan bersama dirumah warga selama kegiatan berlangsung dengan menu lokal, agar nilai budaya melayani orang lain dirasakan juga,” lanjutnya.
Lanjut Abdurahman, untuk merealisasikan program makan bersama itu, maka anggaran konsumsi yang dipersiapkan untuk festival Mantar akan diserahkan kepada masyarakat, sementara kebutuhan konsumsi para atlet belum menjadi pembahasan lebih lanjut. “Mungkin kami akan minta kepada penyelenggara agar atlet paralayang tidak boleh membeli makanan dari luar, jadi percayakan kepada masyarakat sekitar sebagai penyedia makanan, agar bisa makan bersama dengan warga pemilik rumah itu sendiri,” tuturnya.
Terkait dengan konsep pengembangan budaya yang dirancang itu sendiri memang belum menjadi keputusan akhir, karena masih harus dibahas secara internal termasuk dengan melibatkan para pelaku budaya. “Saya sudah ketemu dengan sejumlah budaya KSB dan mendapat dukungan serius dengan konsep tersebut dan semoga bisa terealisasi,” harapnya.
Beberapa kegiatan budaya seperti proses barodak dan proses pengantin adat tetap akan ditampilkan pada berbagai kegiatan festival, baik itu festival Mantar, Festival Jelengah maupun Festival Taliwang, bahkan pihak Disparbud tetap akan konsentrasi melakukan penataan ulang terhadap makam yang menjadi situs sejareh, seperti makam Datu Seran, Makam Lalu Magaparang dan situs sejarah lainnya. **