Taliwang, – Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM-RI), mendatangi Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) untuk menggelar pelatihan kader program gerakan keamanan pangan desa. Kegiatan itu yang dipusatkan pada aula Kedai Sawah pada Kamis 22/3 kemarin sebagai langkah awal dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara mengetahui kandungan dalam makanan yang akan dikonsumsi.
Program dengan tema besar Advokasi kelembagaan desa dalam rangka re-orientasi keamanan pangan itu sendiri akan berlangsung secara berkelanjutan, sehingga ditetapkan 3 Desa sebagai contoh kemandirian masyarakat desa dalam menjami pemenuhan kebutuhan pangan yang aman sampai pada tingkat pererongan. “Nanti akan ada kader yang dapat memberikan jaminan keamanan pangan di Desa,” tegas Ni Gan Suarningsih selaku kepala BPOM Mataram.
Masih keterangan Suarningsih, kegiatan yang dilaksanakan itu sendiri bukan sekedar mencari wakil dalam lomba kesadaran masyarakat dalam gerakan pangan tetapi juga untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku komunitas desa tentang keamanan pangan, terus ada peningkatan kemampuan usaha pangan desa untuk menerapkan praktek keamanan pangan dan nantinya bisa menciptakan desa pangan aman pratama. “Memang nanti ada lomba sampai tingkat nasional,” terangnya.
Dirinya memastikan bahwa untuk mencapai maksud dari kegiatan, yaitu memberdayakan masyarakat atau komunitas desa dan meningkatkan akses keamanan pangan, maka BPOM akan melakukan pendampingan kader desa sampai akhir tahun mendatang, bahkan dipastikan kader itu sendiri mendapatkan peralatan penguji terhadap pangan yang akan dikonsumsi. “Kader desa akan memiliki keahlian untuk menguji pangan lokal yang dijual dalam lingkungan desa tersebut,” urainya, saat didampingi Syaifullah S.STp selaku kabid pemerintah Desa pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KSB.
Suarningsih sangat berharap kepada Kepala Desa (Kades) berpartisipasi aktif dalam membantu kader desa nantinya, apalagi kades diminta untuk membantu dalam pemenuhan beberapa kebutuhan. “Memang untuk kades desa yang ditunjuk akan dibiayai seluruhnya oleh BPOM, namun desa juga dapat menambah jumlah kader desa dengan kebijkan anggaran tersendiri,” tuturnya.
Sementara Syaifullah selaku kabid Pemdes menyampaikan bahwa 3 Desa yang ditetapkan sebagai contoh pelaksanaan program adalah Desa Seteluk Tengah, lantaran dianggap dekat dengan pasar tradisional, lalu Desa Maluk yang juga memiliki pasar tradisional serta Desa Kertasari untuk kecamatan Taliwang. “Penetapan Desa itu sendiri melalui kesepakatan bersama dengan menghadirkan pihak pemerintah kecamatan,” ucapnya. **