Taliwang, – drh Hairul Jibril selaku kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) mengakui, jika Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) selalu serius memperhatikan kebutuhan masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan peternak. Buktinya, untuk tahun ini tersedia anggaran sebesar Rp 11,733 miliyar khusus untuk petani dan peternak.
Dibeberkan dokter hairul sapaannya, anggaran besar itu sendiri dialokasikan untuk penerima program Bariri Tani dan Bariri Peternakan. Program dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan benih (padi dan jagung), pupuk dan obat-obatan serta bantuan ternak.
Untuk Bariri Tani, jumlah penerima bantuan tahun ini sebanyak 4.000 orang dengan rincian bantuan untuk petani jagung berupa pupuk NPK dan benih jagung untuk 1.500 orang petani dengan total lahan seluas 3.000 hektar. Total anggaran untuk petani jagung ini sebesar Rp 4.575.000.000.
Sedangkan untuk petani padi berupa pupuk urea dan benih padi dengan jumlah penerima sebanyak 2.500 orang dan total.luas.lahan 2.500 hektara dengan total anggaran sebesar Rp 2.250.000.000. “Jadi total anggaran yang disiapkan untuk Bariri Tani, khusus pupuk dan benih sebesar Rp 6,825 miliyar,” timpalnya.
Sementara untuk program Bariri Ternak, Pemda, sambungnya, mengalokasikan total anggaran sebesar Rp 4.908.750.000 dengan rincian untuk bantuan ternak sapi sebanyak 526 ekor untuk 526 orang penerima, kerbau 10 ekor untuk 10 orang penerima, kambing induk 88 ekor untuk 44 orang, kambing bibit 40 ekor untuk 20 orang penerima dan bantuan ayam petelur sebanyak 1.522 ekor untuk 4 kelompok penerima. “Data penerima program bariri tani dan ternak ini sekarang sedang di validasi kembali untuk memastikan program yang dihajadkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat ini benar-benar tepat sasaran,” ucapnya.
Terkait bantuan bariri tani, Dinas Pertanian, sambungnya, berencana akan menyalurkannya ke penerima pada awal musim tanam pertama 2018 -2019, sekitar bulan oktober mendatang.
Selain agar serempak (untuk petani jagung dan padi), penyaluran diawal musim tanam ini juga dimaksudkan agar bantuan tersebut bisa lebih maksimal dimanfaatkan. Mengingat di musim tanam pertama faktor ketersediaan air untuk lahan petani juga relatif tidak ada kendala. “Karena penerima program ini diseluruh wilayah KSB. Sekarang sudah musim tanam kedua, beberapa bulan kedepan musim tanam ketiga. Sementara tidak semua wilayah pengairannya bagus, jadi sulit untuk bisa serempak. Jadi kami putuskan baiknya di awal musim tanam pertama sekitar bulan oktober nanti,” ungkapnya. **