Taliwang, – Potensi konflik pada momentum pelaksanaan Pilkada selalu saja muncul, namun kalau para pelaku politik dan masyarakat memiliki komitmen bersama menjaga kondusifitas daerah dengan melaksanakan politik santun, maka kekhawatiran akan ada gejolak pasti bisa diatasi.
“Saya ajak seluruh komponen masyarakat dan pelaku politik untuk melaksanakan politik santun,” kata AKBP Mustofa, SIK, MH selaku Kapolres Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) saat menghadiri acara rembug politisi muda KSB yang dilaksanakan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) KSB, di kedawai Sawah lingkungan Kemutar Telu Center (KTC), kemarin.
Diakui Kapolres bahwa masyarakat KSB sangat mengedepankan etika dan kebersamaan, sehingga potensi konflik harusnya bisa diantisipasi, “Jangan sampai ada kelompok tertentu yang akan menjadi provokotar, sehingga diminta kepada semua komponen untuk melakukan klarifikasi terlebih dahulu terhadap persoalan apapun yang muncul. Langkah itu sebagai upaya dalam mengantisipasi konflik atau masalah ditahun politik ini,” harapnya.
Kapolres yang baru beberapa pekan menjabat itu juga menyampaikan, jika KSB selama ini hanya dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi alam dalam bentuk pertambangan, sementara identitas itu akan hilang seiring waktu, namun KSB akan tetap dikenal jika semua warga bisa menjaga kondusifitas dan melaksanakan politik santun. “KSB memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan jadi mari kita semua menjaga kondusifitas daerah,” ajaknya.
Terkait dengan semangat mendorong pemuda untuk menjadi wakil rakyat di DPRD KSB didukung juga oleh Kapolres KSB, apalagi pemuda yang diberikan kepercayaan itu adalah pemuda yang memiliki kompetensi serta kemampuan sebagai wakil rakyat dilembaga politik. “Ayo seluruh pemuda KSB buktikan bahwa memang layak untuk diberikan kepercayaan sebagai wakil rakyat,” ucapnya.
Dikesempatan itu Kapolres sempat berpesan kepada semua pendukung paslon Pilkada NTB, agar ikut berpartisipasi menjaga daerah dan pastinya harus melaksanakan aturan yang ditetapkan penyelenggara pemilu. “Pilkada ini adalah pesta demokrasi jadi rakyat harus merayakan pesta itu dengan saling menghargai bahwa perbedaan adalah hal yang biasa,” katanya. **