Taliwang, – Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Fud Syaifuddin ST meminta, semua guru harus menanamkan nilai keislaman dalam diri siswa yang menjadi anak didik, termasuk mempersiapkan siswa yang akan mengikuti lomba tentang keimanan dan ketaqwaan. “Saya melihat sekolah masing kurang mempersiapkan siswa untuk lebih mendalami agama,” katanya.
Masih keterangan Wabup, pendidikan keimanan dan ketaqwaan merupakan kewajiban dan penting yang harus dilaksanakan pada anak didik, jadi selain memberikan pelajaran sesuai tanggung jawab pembelajaran, diharapkan juga menanamkan nilai keislaman itu sendiri. “Kalau sekolah menanamkan nilai keislaman dalam diri siswa, maka saat ada lomba tahfiz dan tartil Al Qur’an serta Dai Cilik seperti yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, pasti pesertanya cukup banyak,” lanjutnya.
Dikesempatan itu Wabup berharap kepada semua sekolah untuk menggelar lomba yang bernuansyah agama secara berkala dilingkungan sekolah masing-masing. “Salah satu inovasi yang bisa dilaksanakan dalam lingkungan sekolah adalah menggelar lomba bernuansyah agama, jadi jangan hanya sibuk dengan lomba yang tidak ada kaitan dengan keislaman,” tegasnya.
Disampaikan juga oleh Wabup jika persiapan para guru terhadap siswanya yang akan mengikuti lomba hanya sekedarnya saja. Bahkan ada siswa yang akan ikut lomba, hanya satu hari dipersiapkan. Wabup mengaku memberikan perhatian khusus kepada lomba ini. Sebab, anak-anak semakin dididik memahami ilmu agama Islam.
Wabup mengingatkan agar para guru jangan sampai lebih semangat mendorong anak didiknya mengikuti lomba menyanyi, gerak jalan dan semacamnya yang mempertontonkan lenggak-lenggok tubuh dan aurat, ditambah resiko berdiri atau berjalan di tengah panas terik, sementara bekal ilmu agama yang sangat penting disepelekan. “Bahkan kadang para guru lebih bergaya dari para muridnya. Tapi kenapa dalam lomba seperti ini tidak berharap lebih pintar guru dari muridnya? Ini tamparan yang luar biasa untuk kita semua yang pasti akan mati. Dan mati itu akan jauh lebih baik jika selama hidup kita dekat dengan Al Qur’an, bisa menghafalnya, dan bermanfaat untuk sesama,” urainya.
Karena itu para guru dimintanya untuk betul-betul membina para siswa agar punya bekal ilmu agama yang baik sebagai wujud kepedulian kepada generasi dan menjaga agama Islam. “Percuma ibu guru sudah cantik dan berjilbab semua, tetapi hatinya belum maksimal berbuat untuk menjaga Islam. Jangan sampai secara tidak sadar kita menjadi bagian dari orang yang menjatuhkan Islam dengan sikap dan perilaku kita,” timpalnya.
Wabup menginstruksikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) untuk membackup secara serius setiap lomba yang bernuansyah agama. Bila perlu dimulai dari seleksi ditingkat kecamatan. Setelah itu juara 1 sampai 3 dikirim untuk lomba ditingkat kabupaten. Ini untuk memotivasi anak – anak kita untuk belajar agama sekaligus upaya menciptakan generasi yang cerdas intelektual dan spiritual. **