Taliwang, – Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanlut) akan terus berupaya untuk bisa menciptakan nelayan industri atau nelayan yang jumlah tangkapan melimpah di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Target itu diyakini Noto Karyono Spi, Msi selaku kabid budidaya perikanan tangkap pada Diskanlut bisa tercapai, mengingat potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki pada kisaran 20 ribu ton pertahun, sementara yang baru bisa tereksplor baru pada kisaran 4 ton pertahun. “Ikhtiar kami bisa menciptakan nelayan industri di KSB,” ucapnya.
Diakui Noto sapaan akrabnya, untuk bisa merealisasikan target dimaksud, pihak Diskanlut akan terus melakukan pendekatan kepada para nelayan, termasuk memikirkan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), agar nelayan KSB mau mengeksplor potensi perikanan dengan menangkap ikan pelagis besar seperti ikan krapu, kakap merah, cakalang, tuna dan jenis ikan lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Masih keterangan Noto, saat ini belum bisa merealisasikan apa yang menjadi target tersebut, mengingat mayoritas nelayan di Bumi Pariri Lema Bariri ini masih melakukan aktifitas tangkap pada perairan dangkal seperti selat, teluk atau wilayah yang kurang dari tiga mil dari bibir pantai, sehingga ikan hasil tangkap masih cukup minim dan seputar jenis ikan pelagis kecil. “Kami terus mendorong nelayan untuk mau mengeksplor potensi perairan KSB, sehingga tercipta nelayan industri nantinya,” lanjutnya.
Hal penting yang perlu diketahui bersama, pemerintah KSB pada dasarnya telah berupaya untuk menciptakan nelayan industri. Hal itu bisa dilihat dengan bantuan sarana tangkap yang diberikan melalui program Bariri Nelayan yang tertuang dalam Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR), dimana beberapa bantuan itu sendiri sangat mendukung peningkatan jumlah tangkapan. “Hal penting yang perlu diketahui para nelayan, meningkatnya jumlah tangkapan akan mempercepat peningkatan kesejahteraan nelayan itu sendiri,” timpalnya.
Kendati nelayan di KSB belum tergolong nelayan industri, namun hasil tangkapan sudah bisa memenuhi kebutuhan ikan bagi masyarakat lokal, meskipun suplay dari luar daerah juga tetap dibutuhkan sebagai pendukung pemenuhan kebutuhan. “Kalau sudah mulai ada nelayan industri, maka suplay ikan dari luar daerah tidak dibutuhkan lagi, justru hasil tangkapan akan dikirim keluar daerah nantinya,” urainya. **