Taliwang, – Lembaga Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), atau program kemitraan pemerintah Australia dan Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan anak Indonesia khususnya dalam bidang literasi dan numerasi, menggelar pelatihan program rintisan Peningkatan Kualitas Pembelajaran Literasi (PELITA).
Kegiatan khusus pelatihan kepada Fasilitator Daerah (Fasda) yang berlangsung selama 4 hari dan dimulai Selasa 31/7 kemarin itu, sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman para guru yang akan menjadi pendamping satuan pendidikan dalam mencari inovasi pembelajaran, sehingga pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berharap mutu pendidikan dapat ditingkatkan.
“Saya berharap pada guru yang dipercaya sebagai Fasda, agar memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan serta bisa menambah pengetahuan bagi guru lain dalam memberikan pengajaran pada anak didik, sehingga semangat pemerintah KSB bahwa semua sekolah memiliki kompetensi yang sama bisa terealisasi,” ucap Bupati KSB, Dr Ir H W Musyaifirin, MM kepada media ini.
Diingatkan H Pirin sapaan akrab Bupati KSB, pemerintah KSB sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (SPM Dikdas), terutama kebutuhan fisik bangunan dari satuan pendidikan, namun ketersediaan fisik bangunan itu sendiri tidak bisa meningkatkan mutu pendidikan, jika kompetensi dan kemampuan guru itu sendiri belum ditingkatkan. “Saya mempercayakan kepada Fasda untuk membantu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) meningkatkan mutu pendidikan,” lanjutnya.
Motivasi kepada Fasda juga disampaikan Drs Tajuddin, Msi selaku Kadis Dikpora. Menurutnya, menjadi peserta pelatihan (Fasda) bukan hal yang mudah, karena ada tanggung jawab besar untuk meningkatkan mutu pendidikan. “Saya minta kepada semua Fasda untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan INOVASI, agar bisa diterapkan secara menyeluruh atau paling tidak dalam lingkungan sekolah masing-masing,” katanya.
Disampaikan Tajuddin, ada beberapa masalah dalam dunia pendidikan sekarang ini, dimana masih ada guru yang tidak memiliki kemampuan untuk memberikan pengajaran yang baik, atau asal sekedar memenuhi tanggung jawab berada didepan kelas. “Harus diakui bahwa masih ada guru yang tidak memiliki persiapan dalam mengajar apalagi target, namun dengan adanya Fasda yang dibentuk INOVASI, diharapkan bisa secara bertahap merubah kebiasaan tersebut,” tegasnya.
Sementara Dr Zulkarnain selaku Distrik Fasilitator (DF) INOVASI menyampaikan, jika Fasda yang menjadi peserta pelatihan ini, akan diberikan tanggung jawab untuk melakukan pendekatan secara langsung pada satuan pendidikan, meskipun melalui pendekatan gugus. “Setelah pelatihan ini akan dilanjutkan dengan uji coba di gugus,” terangnya. **