Taliwang, – Gempa bumi di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada pekan lalu memicu warga tinggal dalam tenda pengusian, termasuk aparatur pemerintahan. Meskipun menjadi korban, aparatur diminta tetap menunjukan kepedulian kepada korban lainnya sebagai bentuk pelayanan.
“Saya berharap semua aparatur, terutama yang saat ini memegang jabatan untuk lebih peduli dengan korban gempa, meskipun dirinya tercatat sebagai salah seorang yang saat ini berada dalam tenda pengusian,” kata Fud Syaifuddin ST, selaku Wakil Bupati KSB.
Wabup juga meminta kepada aparatur untuk menjadi contoh bagi warga dalam urusan pembangunan tenda pengusian, dimana tidak sampai menutup akses jalan umum. Jika kondisi rumah tidak mengalami kerusakan, agar segera kembali kerumah masing-masing. “Saya berharap aparatur menjadi contoh bagi masyarakat, kecuali rumah yang dihuni memang tidak layak akibat gempa beberapa waktu lalu,” lanjutnya.
Wabup juga menyinggung soal bantuan logistik yang disalurkan. Pada prinsipnya, bantuan itu diperuntukan bagi warga yang menjadi korban gempa dalam pengertian kesulitan untuk mendapatkan logistik, jadi bukan semua yang membangun tenda berhak mendapatkan bantuan, ”Kalau dirasakan masih mampu untuk membeli sendiri logistik, maka tidak perlu meminta bantuan sehingga logistik yang masih terbatas ini dapat memenuhi kebutuhan warga lain yang memang kesulitan,” ungkapnya.
Saat rapat koordinasi dengan semua pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), wabup juga menyinggung soal status melalui media sosial yang diupload aparatur. Hal itu membuktikan bahwa aparatur kita belum memiliki kepekaan dan nilai ikhlas beribadah. “Saya mengajak seluruh aparatur tidak menjadi provokator, baik dalam status melalui media sosial maupun dalam lingkungan tinggal masing-masing,” harapnya.
Diakhir keterangannya disampaikan, jika pemerintah menerapkan distribusi bantuan logistik melalui posko bencana yang berada di tingkat kecamatan. Bentuk bantuan yang disalurkan proporsional atau sesuai kebutuhan harian dari warga yang terdampak. **