Taliwang, – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selaku leading sektor pendistribusian bantuan bagi warga korban gempa memastikan, jika sebelum melakukan pendistribusian akan mengecek terlebih dahulu terhadap barang tersebut. Hal itu untuk memastikan masih dalam kondidi layak dikonsumsi.
Upaya pengecekan sebelum didistribusikan itu sendiri berhasil mendeteksi beras yang sudah tidak layak konsumsi, sehingga pihak BPBD langsung memisahkannya. “Kami menemukan sebanyak 1,8 ton beras bantuan korban gempa rusak, jadi langsung dipisahkan dan dibuatkan berita acara pemusnahan,” kata kepala pelaksana (Kalak) BPBD KSB, Ir Lalu Muhammad Azhar, MM, beberapa waktu lalu.
Lalu Azhar belum bisa menyampaikan dari mana beras yang dinyatakan rusak itu, karena semua bantuan yang diterima dari luar daerah maupun dari komponen masyarakat selalu disimpan pada lokasi yang sama, jadi pihaknya harus melakukan verifikasi dan pengecekan secara menyeluruh terlebih dahulu. “Saya pikir tidak perlu dicek beras dari mana yang dinyatakan rusak itu, yang penting telah dipisahkan dari barang lainnya sebelum dimusnahkan,” lanjutnya.
Dikesempatan itu Lalu Azhar mengakui, jika bantuan lain yang diterima harus dicek secara serius. Hal itu untuk memastikan tingkat kelayakan konsumsi sebelum didistribusikan. “Memang cukup sulit untuk memastikan barang-barang bantuan dalam kondisi baik, mengingat jumlahnya yang cukup banyak, tetapi pihaknya akan berupa melakukan pengecekan saat akan didistribusikan, terutama makanan instan,” tuturnya lagi.
Ditanya soal stok bantuan pangan, Lalu Azhar mengaku bahwa saat ini untuk beras dan barang bantuan pangan berupa mie instan, air mineral hingga sayur mayur sudah habis di distribusikan kepada masyarakat, karena material tersebut tidak boleh berada lama diareal penampungan sementara (BPBD). “Bisa dibilang habis kalau stok pangan yang akan wajib dididstribusikan,” timpalnya.
Menyinggung soal bantuan dalam bentuk pakaian layak pakai, Lalu Azhar tidak membantah jika jumlahnya masih sangat banyak, lantaran pihaknya belum bisa maksimal membagikan, mengingat para korban bencana gempa belum terlalu membutuhkan. “Mungkin kalau korban banjir bandang akan sangat butuh pakaian, beda dengan warga kita yang menjadi korban gempa,” tegasnya.
Lalu Azhar menambahkan bahwa pihaknya masih intens melakukan pendistribusian air bersih layak konsumsi disejumlah lokasi pengusian dan warga yang terdampak sangat parah, karena ada beberapa titik lokasi yang kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan harian. **