Taliwang, – Petani di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) diminta tidak perlu risau untuk ketersediaan pupuk pada musim tanam sekarang, lantaran hasil pengecekan yang dilakukan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak), jika stok pupuk masih sangat aman atau bisa memenuhi kebutuhan.
“Sampai sekarang belum ada laporan yang kami terima bahwa ada petani yang kesulitan mendapatkan pupuk. Hal itu memperkuat bahwa saat ini memang sudah tersedia pupuk sesuai kebutuhan. Jika ada laporan petani yang kesulitan mendapatkan pupuk, maka kita akan langsung tuntaskan penyebabnya dalam waktu 1X24 jam,” tegas Syaiful Ulum, SP selaku kabid Tanaman Pangan pada Distanbunak KSB.
Masih keterangan Syaiful Ulum, untuk memastikan bahwa ketersediaan pupuk sangat mencukupi kebutuhan petani, Distanbunak tetap melakuka kontrol secara rutin, baik ditingkat distributor maupun pengecer. “Pemerintah sudah memikirkan langkah antisipasi agar tidak terjadi kesulitan mendapatkan pupuk, termasuk dengan menetapkan bahwa distrubusi pupuk harus melalui satu pintu, sehingga sangat mudah untuk dikontrol,” lanjutnya.
Apabila ada petani yang mengaku kesulitan mendapatkan pupuk, maka pihak Distanbunak akan langsung berkoordinasi dengan pihak Distributor dan pengecer untuk mendapatkan keterangan, apakah tidak ada stok yang tersedia sampai adanya kesulitan mendapatkan pupuk sesuai pengakuan petani. “Kami sudah mempersiapkan berbagai opsi penanganannya, seperti menggunakan kouta pupuk pada bulan berikutnya, jika dirasakan masih juga belum menyelesaikan persoalan kesulitan mendapatkan pupuk, maka akan ada relokasi pupuk dari kecamatan lainnya, sambil menambahkan bahwa sebelumnya akan diterbitkan Surat Keputusan (SK) tentang relokasi penggunaan pupuk.
Sebagai informasi, kuota tetap yang diterima untuk KSB memang cendrung sama dengan tahun sebelumnya, dimana untuk pupuk jenis urea sebanyak 5.358 ton, SP 36 sebanyak 46 ton , ZA sebanyak 113 ton, NPK sebanyak 897 ton, Organik 191 ton. “Kouta yang ini diyakini masih bisa memenuhi kebutuhan pupuk bagi para petani,” urainya. **