Sekongkang, – Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr Ir H W Musyafirin, MM mengajak semua komponen masyarakat untuk mensukseskan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), termasuk petani harus ikut bertanggung jawab dalam melaksanakan pilar sebagai indikator program nasional tersebut.
Ajakan kepada petani untuk melaksanakan program STBM disampaikan langsung orang nomor satu di Bumi Pariri Lema Bariri itu saat melakukan panen raya jagung hibrida di UPT Lemar Lempo, Desa Talonang Baru, Kecamatan Sekongkang. “Tanpa terkecuali bahwa semua kita sebagai warga KSB harus mensukseskan program STBM, karena program nasional itu adalah ajakan untuk hidup bersih dan sehat,” kata H Pirin sapaan akrab Bupati KSB.
Disampaikan H Pirin, pilar yang menjadi indikator sukses program STBM adalah, bebas buang air besar sembarangan. Kedua, cuci tangan pakai sabun. Ketiga, pengelolaan air minum rumah tangga. Keempat pengelolaan sampah rumah tangga dan kelima, pengelolaan limbah cair rumah tangga. “Banyak penyakit lingkungan akibat tidak melaksanakan lima pilar STBM yakni seperti diare, disentri, demam berdarah dan lainnya. Mari laksanakan program STBM, bapak ibu guru juga ajarkan kepada anak-anak agar anak-anak sehat dan daerah kita sukses STBM,” tegasnya.
Dikesempatan itu H Pirin juga menyampaikan bahwa pemerintah KSB telah menyiapkan anggaran untuk mensukseskan program tersebut, namun dari pilar yang menjadi indikator ada peran penting masyarakat. “Semua yang menjadi tanggung jawab pemerintah KSB, terutama fasilitas pendukung pasti disiapkan dalam tahun ini, namun hal tidak menjadi indikator sukses jika warga enggan untuk mendukungnya,” ucapnya.
Menyinggung soal panen jagung hibrida, Bupati KSB meminta petani untuk melaksanakan aktifitas sesuai arahan dan petunjuk dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), karena laporan dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanbunak), jika hasilnya belum mencapai target yang ditetapkan. “Sesuai laporan dari Distanbunak bahwa hasil panen belum mencapai target, padahal pemerintah sudah memberikan bantuan sesuai kebutuhan,” tuturnya.
Dikesempatan itu H Pirin juga menyampaikan bahwa kunjungan dirinya diberbagai tempat dan bertemu dengan petani lebih pada memastikan, jika warga telah mendapatkan hak-hak dasar dari masyarakat itu sendiri, seperti sudah tersedia jamban, sudah menjadi anggota Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) bagi warga miskin, menerima Kartu Bariri Tani, UMKM, Ternak dan Bariri Nelayan.
Suhadi, SP, Msi selaku kepala Distanbunak menyampaikan, produksi jagung petani ini rata-rata 6,3 ton/hektar. Produksi ini di bawah rata-rata KSB yakni 6,5 ton/hektar atau target produksi 6,4 ton/hektar. Artinya hasil panen petani saat ini di bawah target. Tetapi jika dibanding tahun lalu di periode yang sama, hasil panen saat ini lebih tinggi 0,2 ton.
Disampaikan juga bahwa seluruh petani telah mendapat kartu Bariri Tani, termasuk bantuan alat pertanian berupa handtractor, pompa air, mesin perontok dan bantuan lainnya. **/Hms