Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sangat serius untuk mensukseskan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Berpijak pada hal itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan mengajukan anggaran untuk melakukan modivikasi terhadap kendaraan pengangkut sampah (Tosa, red). Langkah itu menjadi bagian mensukseskan pilar keempat, yaitu mengola sampah rumah tangga.
Deddy Dhamhudi Khatib, ST, Msi selaku kabid kebersihan pada DLH KSB saat dikonfirmasi media ini menuturkan, pemerintah melalui Aparatur Sipil Negara (ASN) pendamping sedang giat untuk mengajak masyarakat agar mau melakukan pengolahan terhadap sampah yang dihasilkan atau setidaknya melakukan pemisahan antara sampah organik dan an-organik.
Masih keterangan Dedy sapaan akrabnya, ajak masyarakat dalam melakukan pemisahan sampah harus dibarengi dengan kendaraan pengangkut yang memisah dua jenis sampah dimaksud. “Jangan sampai sampah yang sudah dipisahkan justru tercampur kembali saat dilakukan pengangkutan. Hal itu yang membuat DLH mengajukan anggaran untuk modivikasi kendaraan tosa sampah, mengingat jumlah yang ada sekarang ini cukup terbatas,” lanjutnya.
Disampaikan bahwa Tosa Sampah yang direncanakan untuk modivikasi itu sendiri akan memisah dua jenis sampah tersebut, sehingga sampai di Tempat Pembuang Akhir (TPA) dalam kondisi terpisah. “Idealnya harus ada dua jenis tosa yang akan mengangkut sampah setelah dilakukan pemisahan, tetapi untuk efisien dan untuk pelayanan sementara cukup dengan melakukan modivikasi,” tuturnya.
Dikesempatan itu Deddy tidak bisa memberikan kepastian bahwa pelayanan dengan tosa hasil modivikasi akan mulai efektif dalam waktu dekat, mengingat untuk penataan ulang kendaraan pengangkut sampah, pihaknya baru mengusulkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) 2019. “Kalau mendapat persetujuan akan langsung dipersiapkan model modivikasinya, sehingga bisa cepat memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sudah berperan mensukseskan program STBM dengan melakukan pemisahan sampah rumah tangga,” ungkapnya.
Dirinya tidak membantah bahwa untuk menuntaskan pilar keempat STBM cukup berat, mengingat ada ajakan untuk perubahan prilaku masyarakat itu sendiri, namun dengan kerja Ikhlas, Jujur dan Sungguh-sungguh (IJS) dari ASN pendamping diyakini bisa, apalagi masyarakat KSB sangat mendukung program yang dilaksanakan pemerintah. “Saya berharap ASN pendamping bisa lebih giat dalam melakukan sosialisasi dan ajakan, sehingga perubahan prilaku dalam pengelolaan sampah bisa tercapai,” harapnya.
Hal penting lain yang disampaikan, ASN pendamping sebaiknya diberikan pembekalan khusus terkait dengan pilar STBM, sehingga bisa mengetahui tahapan dan proses untuk menjadi kabupaten sukses STBM. “Saya berharap ada rencana pemerintah untuk memberikan pelatihan khusus bagi ASN pendamping, sehingga saat berada ditengah masyarakat bisa memberikan edukasi,” ucapnya.
Sebagai informasi, lima pilar STBM itu adalah, pertama, tidak buang air besar disembarang tempat, kedua, mencuci tangan dengan sabun dan dengan air yang mengalir, ketiga mengelola air minum rumah tangga, keempat, mengolah sampah rumah tangga dan kelima, mengolah limbah cair rumah tangga. **