Taliwang, – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) sangat berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi guru kelas awal di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Buktinya, semua satuan pendidikan dasar telah diikutikan dalam pelatihan guru BAIK (Belajar, Aspiratif, Inklusif dan Kontekstual), termasuk Asesmen formatif, yang dibungkus dengan kegiatan “Skill Out Guru BAIK”.
Kegiatan yang dipusatkan di aula Kedai Sawah lingkungan Kemutar Telu Center (KTC) itu, dibuka oleh Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar, Agus SPd, MM. Sementara peserta utusan dari 25 sekolah dasar (SD) yang belum mengikuti kegiatan serupa pada tahun sebelumnya.
“Kegiatan pelatihan skill out (keterampilan) dalam rangka meningkatkan kompetensi guru BAIK, namun peserta bukan lagi mendengarkan materi, tetapi mempraktekan cara mengajar yang efektif dengan menggunakan media pembelajaran, sehingga diminta kepada semua peserta untuk lebih aktif agar dapat langsung diterapkan dalam lingkungan sekolah masing-masing,” ucap Agus saat membuka acara pada Senin 22/7, kemarin, didampingi kasi Kurikulum, Lutpiah Ruswati, MPd.
Masih keterangan Agus, peningkatan kompetensi guru dengan Inovasi Pendidikan “Skill Out Guru BAIK”, merupakan tahun ketiga dilaksanakan Dikpora, lantaran ingin semua satuan pendidikan bisa mengenal sistem pengajaran yang efektif. “Tahun ini menjadi yang terakhir untuk kegiatan serupa, mengingat semua SD yang ada di KSB sudah mengikutinya, jadi pada tahun mendatang akan dioptimalkan pengawasan dan pemantauan dilokasi sekolah,” terangnya.
Agus juga menyampaikan apresiasi kepada guru yang menjadi Fasilitator Daerah (Fasda), lantaran bukan hanya bersedia berbagai ilmu dan pengetahuan, tetapi juga sangat berkomitmen dalam memajukan dunia pendidikan. “Saya berharap kepada semua guru memiliki komitmen yang serius untuk peningkatan pendidikan. Hal itu sudah terlihat dengan keberadaan Fasda dan guru lain yang menjadi peserta,” ungkapnya.
Agus sempat menyinggung tentang keseriusan pemerintah KSB untuk sektor pendidikan, dimana Standar Pelayanan Miniman Pendidikan Dasar (SPM-Dikdas) sudah dimaksimalkan, bahkan persentasenya hampir 100 persen. Hal itu membuktikan tentang keseriusan pimpinan daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan, tetapi semua itu tidak bisa dicapai kalau guru tidak terlibat aktif.
Lutpiah Ruswati menambahkan, kegiatan pelatihan direncanakan selama 8 hari, tetapi untuk pertemuan pertama hanya akan dilaksanakan selama 4 hari. “Setelah kegiatan 4 hari, semua peserta akan kembali beraktifitas seperti biasanya. Hal itu dilakukan untuk memberikan waktu penerapan sistem pembelajaran yang didapat saat pelatihan,” bebernya.
Masih keterangan Lutpiah sapaannya, saat pertemuan kedua yang direncanakan pada pekan kedua Agustus mendatang, guru yang menjadi peserta diharapkan bisa menyampaikan apapun keluhan atau persoalan yang ditemui saat melakukan aktifitas pengajaran dengan sistem pembelajaran yang didapat saat mengikuti pelatihan. “Persoalan yang dihadapi akan dibahas bersama, sehingga ada solusinya,” tegasnya.
Terakhir Lutpiah mengakui bahwa pada tahun sebelumnya, saat para peserta kembali ke sekolah masing-masing, tim Dikpora KSB bersama Fasda melakukan pendampingan secara langsung, namun untuk kegiatan tahun ini tidak tersedia anggarannya. “Meskipun tidak ada anggaran kami akan tetap melakukan pemantauan pasca pelaksanaan pelatihan,” janjinua. **