Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), melaksanakan rapat koordinasi dan evaluasi proses percepatan rehab rekon yang dilaksanakan pada Jum’at 1/11 kemarin dilantai III Gedung Setda. Acara yang dipimpin langsung Bupati KSB, Dr Ir H W Musyafirin, MM itu dihadiri juga Kapolres KSB, AKBP Mustofa, S.Ik, Dandim 1628/KSB, Letkol Czi Eddy Oswaronto, ST, Sekda KSB, H Abdul Azis, MH dan seluruh pihak yang terkait dengan pekerjaan rumah pasca gempa.
H Pirin sapaan akrab Bupati KSB dalam sambutannya menegaskan, jika waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan pekerjaan fisik dan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) hanya sebulan, jadi diminta kepada semua pihak, baik itu Aparatur Sipil Negara (ASN) pendamping, Fasilitator, Pokmas, Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk fokus menyelesaikan fisik dan SPJ. “Saya berharap bisa tuntas dalam dua pekan kedepan,” tandasnya.
Dikesempatan itu H Pirin juga meminta kepada semua komponen yang terlibat agar meningkatkan koordinasi serta komunikasi, sehingga tidak lagi kita mendengar adanya keluhan, atau protes serta kritik, sementara dalam menyelesaikan rumah terdampak gempa adalah tanggung jawab bersama. “Pekerjaan rehab rekon akan tuntas 25 Desember mendatang, jadi saya minta kerjasama yang baik untuk menuntaskan segalanya, baik itu pekerjaan fisik maupun SPJ dan terpenting dipenghujung pekerjaan tidak ada lagi saling menyalahkan,” ucapnya.
Orang nomor satu di Bumi Pariri Lema Bariri itu juga mengingatkan kepada semua pihak, agar tidak pernah memikirkan untuk melakukan perubahan terhadap data rumah terdampak gempa, meskipun pada pengecekan terakhir kondisi rumah masuk kategori rusak berat, sementara dalam data tercatat rusak ringan. “Dikesempatan ini saya perlu menegaskan juga bahwa sekarang bukan waktunya untuk melakukan perubahan data. Jika memang tercatat sebagai rusak ringan sementara kondisi sekarang rusak sedang atau rusak berat, maka penetapan itu diminta untuk diterima,” tuturnya, sambil mengakui bahwa untuk membantu bisa menggunakan program lain.
Diingatkan H Pirin bahwa perubahan data akan mengganggu proses pekerjaan fisik dan administrasi, jadi tidak boleh membahas perubahan data dalam kurun waktu sebulan ini. “Saya mengakui rumah yang sebelumnya rusak ringan kini kondisinya masuk ruska sedang, lantaran adanya gempa susulan,” ungkapnya.
Hal penting lain yang disampaikan bahwa KSB termasuk yang terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan rehab rekon bahkan dinyatakan minim persoalan, lantaran pada sejumlah daerah justru terjadi penyalahgunaan dana gempa itu sendiri, termasuk ada yang dibawa lari oleh aplikator. “Saya tidak yakin kalau diantara kita ada yang memanfaatkan kesempatan untuk keuntungan sendiri, karena memang cukup tinggi rasa kepedulian dari semua kita yang terlibat menyelesaikan rumah terdampak gempa,” tandasnya.
Sementara Kapolres KSB, AKBP Mustofa S.Ik menegaskan bahwa pihaknya sudah cukup sering menyampaikan kepada semua fasilitator, Pokmas dan ASN pendamping, jika yang diketahui menyalahgunakan anggaran gempa akan langsung diproses, apalagi mencoba melakukan pungli dan manipulasi data. “Sudah ada yang saya periksa dan meminta untuk dilakukan pengembalian, jika tidak akan saya proses,” tegasnya. **