Taliwang, – Sajadah S.Sos, M.si selaku kepala bidang kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) mengaku, jika akan mengajak semua satuan pendidikan untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mendalami bakat budaya yang dimiliki, sehingga dalam lingkungan sekolah tercipta satu anak satu keterampilan seni budaya (Satu Rasa).
Diakui Ajad sapaan akrabnya, jika konsep “Satu Rasa” bukan pekerjaan yang mudah, tetapi kalau ada dukungan dari semua satuan pendidikan, maka tidak akan terlihat kesulitan yang dimaksud. “Salah satu pekerjaan penting guru adalah pendataan potensi seni dan keterampilan yang dimiliki siswa, sehingga akan mudah untuk dikembangkan,” lanjutnya.
Masih keterangan Ajad, jika kegiatan ekstra kurikuler itu intens dilaksanakan, serta siswa itu sendiri merasa harus bisa menunjukan hasil terbaik atas keterampilan yang dimiliki, maka yakin bahwa yang biasa keluyuran diluar jam sekolah akan mengurangi untuk mengasah kemampuannya. “Cara itu juga sebagai upaya mengantisipasi siswa terjerat dengan peredaran narkoba,” tuturnya.
Untuk penyampaian konsep program yang diakui tidak tertera dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 itu, Ajad mengaku akan menunggu waktu rapat bersama semua Kepala Sekolah (Kepsek). Momentum itu akan dipergunakan untuk menyampaikan rencana program “Satu Rasa”. “Sekarang saya sengaja menyampaikan lebih awal tentang rencana tersebut, sekaligus untuk mengetahui respon sekolah,” katanya.
Jika dalam lingkungan sekolah telah terlihat keterampilan seni dari siswa itu sendiri, maka pihak sekolah tidak sulit untuk melaksanakan kegiatan apapun dalam lingkungan sekolah, sebab yang akan mengisi dapat dipercayakan langsung pada siswa itu sendiri. “Pengembangan bakat siswa dapat dilakukan dengan menggelar berbagai kegiatan dalam lingkungan sekolah dan siswa itu sendiri merasa bangga mendapat kepercayaan dari guru,” ungkapnya.
Terakhir Ajad mengaku bahwa dirinya akan mengajak diskusi sejumlah guru terkait dengan rencana tersebut. Cara itu juga sebagai ajang pemberitahuan awal dan untuk mengetahui respon guru. “Saya tidak akan memaksakan kehendak untuk melaksanakan program “Satu Rasa”, jika pihak sekolah tidak merespon dan mendukungnya,” tegasnya. **