Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) diminta untuk membantu dan memfasilitasi, dalam rangka penyelamatan terhadap beberapa orang mahasiswa asal KSB yang kuliah di Nanjing University Tingkok, lantaran Negara China sekarang ini sedang terserang Virus Corona.
H Her, orang tua dari Ilham yang tercatat sebagai mahasiswa Nanjing University semester awal, saat dikonfirmasi media ini mengaku, jika anaknya sekarang ini masuk dalam kawasan kehidupan terisolir, sehingga kesulitan mendapatkan makanan yang diyakini tidak terinveksi virus Corona. “Ancaman bagi mereka (mahasiswa, red) bukan hanya virus corona, tetapi kelaparan akibat kesulitan mendapatkan bahan makanan,” akunya.
Dikesempatan itu H Her mengaku bingung bentuk langkah yang akan dilakukan, lantaran dirinya mendapat informasi dari anaknya, jika belum didatangi oleh perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). “Informasi yang diterima bahwa semua mahasiswa Indonesia akan dikeluarkan dari Negara China untuk sementara waktu, sementara mahasiswa pengakuan 7 orang mahasiswa asal KSB itu belum pernah didatangi pihak KBRI,” lanjutnya.
H Her berharap ada langkah cepat yang dilakukan pemerintah KSB, sehingga mahasiswa asal KSB, termasuk anaknya bisa terselamatkan, karena yang menghantui mereka saat ini bukan hanya virus, tetapi kesulitan mendapatkan bahan makanan. “Informasi tersebar bahwa virus sudah menjangkiti bahan makanan, sehingga kesulitan mendapatkan bahan makanan,” tegasnya.
Ditempat terpisah, Salim S.Pd selaku Kabid Pora pada Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga mengaku, jika pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dimana ada komitmen untuk membantu semua mahasiswa asal NTB untuk dipulangkan sementara waktu. “Saya sedang mengumpulkan data tentang mahasiswa asal KSB yang berada di Negara China,” katanya.
Diakui Salim jika dirinya sudah dapat berkoordinasi dengan orang tua mahasiswa asal KSB, langkah itu dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan mahasiswa itu sendiri, termasuk informasi keberangkatan itu melalui pembiayaan pribadi atau melalui proses beasiswa. “Hasil koordinasi awal saya dengan pihak Provinsi, jika beberapa nama mahasiswa asal KSB itu tidak tercatat dalam data pengiriman oleh pemerintah Provinsi,” ungkapnya.
Hasil komunikasi dengan orang tua mahasiswa itu sendiri didapat informasi, jika para mahasiswa itu berangkat melalui seleksi sekolah, jadi wajar tidak tercatat dalam data pemberangkatan melalui pemerintah provinsi NTB. “Data yang saya terima sudah langsung disampaikan kepada pemerintah provinsi dan berharap dalam waktu dekat sudah ada kepastian penyelematan terhadap mahasiswa asal KSB itu,” harapnya. **