Taliwang, – Pemerintah Indonesia dengan pemerintah Arab Saudi telah membangun kerjasama bilateral terkait dengan sistem penempatan satu kanal (one channel) bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sektor rumah tangga atau pekerja rumah tangga. Kesepakatan itu direncanakan untuk disosialisasi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans).
Ir H Muslimin HMY, M.Si selaku kepada Disnakertrans Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) saat dikonfirmasi media ini menuturkan, penempatan satu kanal artinya TKI pekerja rumah tangga dikirim dengan jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu ke Arab Saudi, jadi sistem satu kanal dengan pola kerja pengiriman dilakukan satu perusahaan kontrak sangat membantu para pekerja itu sendiri.
Masih keterangan H Muslimin, sistem yang diterapkan itu sendiri memberikan perlindungan cukup maksimal kepada TKI, dimana saat ada masalah yang berkaitan dengan TKI, maka akan diurus oleh perusahaan yang ada di Indonesia dan Perusahaan dari Arab Saudi. “Sampai urusan menggaji TKI bukan lagi perorangan, tetapi perusahaan yang ada di Arab Saudi tersebut,” lanjutnya.
Serikat yang ada di wilayah Timur Tengah juga akan bertanggung jawab penuh terhadap TKI yang dikirim melalui sistem satu kanal, jadi ada kemungkinan bahwa kasus-kasus yang terdeteksi maupun yang berlangsung secara ilegal selama ini akan tereliminir, karena memang sistem satu kanal sepenuhnya untuk melindungi TKI secara maksimal. “Kalau majikan macam-macam, maka perusahaan bisa langsung menarik TKI yang ada dilokasi tersebut,” katanya.
Terkait dengan pengiriman TKI dengan sistem satu kanal, H Muslimin mengaku bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan uji coba. Diperkirakan sekitar bulan April tahun 2020 mendatang, akan ada pengiriman pertama dengan rencana wilayah tmur tengah. “Jika dinilai berhasil dan memastikan keamanan bagi para tenaga kerja, maka akan dijadikan sebagai kegiatan wajib untuk diterapkan,” tegasnya.
Ketika di singgung mengenai calon TKI yang akan siap bekerja di Arab Saudi, H Muslimin mengaku, berdasarkan informasi dari tingkat provinsi, untuk peminat atau calon TKI sudah mulai banyak hampir 100 orang itu berdasar kan info dari provinsi. Namun sebelum keberangkatan calon TKI tersebut harus menjalani Diklat dan keterampilan di BKLN Mataram selama beberapa bulan untuk mengikuti, jadi yang berangkat bukan TKI sembarangan tetapi orang terpilih.
Dikesempatan itu H Muslimin tidak membantah bahwa untuk pengiriman TKI wilayah Asia, khusus Hongkong dan Taiwan dalam beberapa bulan terakhir mengalami pengurangan, bahkan bisa dibilang tidak ada peminat. “Belum ada keterangan pasti kenapa peminat wilayah Asia menurun, namun salah satunya adalah penyebaran virus Corona,” akunya. **