Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dinilai berhasil menjadi tuan rumah pelaksanaan Advocacy & Horizontal Learning (AHL) mewujudkan sanitasi aman, atau Wadah sharing pengalaman antar Kepala Daerah anggota Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) digelar di Whales & Waves Resort, Labuhan Kertasari. Anggota AKKOPSI yang hadir adalah Bupati Banjarmasin, Bupati Sumba Barat Daya dan dari sembilan Kabupaten/Kota di NTB. Kegiatan dibuka Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, dr. Kirana Pritasari, MQIH.
Tiga Bupati yang daerahnya telah Open Defecation Free/ODF atau Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) menjadi narasumber dalam kegiatan tahunan AKKOPSI ini, yakni Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M, Bupati Pringsewu, Lampung, H. Sujadi Saddat dan Wakil Bupati Pinrang, Sulawesi Selatan Drs. H. Alimin, M.Si. hadir dalam AHL KSB ini Anggota DPR RI asal NTB Syafruddin, S.T, dua anggota DPD RI asal NTB Ibu Evi Apita Maya dan H. Akhmad Sukisman Azmi, Wakil Gubernur NTB, Dr. H. Siti Rohmi Djalilah, M.Pd. Ketua AKKOPSI, Drs. Syarif Pasha yang juga Wali Kota Jambi. Pejabat Unicef untuk Indonesia, Robert Gas dan Pejabat Mitra Samya selaku suporting AHL dan pejabat lainnya.
Dirjen Kesehatan Masyarakat, Dr. Kirana Pritasari, MQIH dalam sambutannya menyambut baik kegiatan AKKOPSI ini. Menurutnya, lingkungan yang bersih dan prilaku sehat masyarakat adalah dua elemen menuju derajat kesehatan masyarakat yang sejahtera. Sebaik apapun pelayanan kesehatan, tanpa ada dua hal tersebut tidak akan menghasilkan derajat kesehatan masyarakat yang sejahtera. Terlebih masalah akses sanitasi aman dan air minum menjadi program nasional dalam RPJMN 2020-2024. AHL sangat tepat dilaksanakan karena Kepala Daerah saling berbagi pengalaman tentang program mewujudkan sanitasi aman di daerahnya, salah satunya KSB. Semoga semangat AHL di KSB-NTB ini menjadikan NTB menjadi Provinsi ODF kedua di Indonesia (setelah Yogyakarta, Red).
Dalam sharing pengalamannya, tiga Bupati menguraikan program yang dilaksanakan untuk menjadikan daerahnya ODF. Bupati Sumbawa Barat menjabarkan bahwa mewujudkan sanitasi aman di KSB dilaksanakan di 100 hari pertama masa kepemimpinannya pada 2016, yakni melalui Program jambanisasi. Kegiatan dilaksanakan secara gotong royong sebagaimana telah diatur dalam Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Program Pemberdayaan Gotong Royong. Semua pihak dilibatkan mulai dari Pemerintah Daerah, Polri, TNI, Dunia Usaha, Agen Gotong Royong dan masyarakat.
Bupati Pringsewu, H. Sujadi Saddat mengurai bahwa daerahnya menjadi ODF pada 2017. Pendekatan keagamaan adalah senjata untuk mengubah prilaku masyarkat dari buang air besar sembarangan (BABS) menjadi tidak BABS. Programnya adalah dengan menggemakan sholawat dan jihad ODF, mengajak semua pihak terutama masyarakat untuk menjadikan kegiatan jambanisasi sebagai ibadah jihad.
Sementara Wakil Bupati Pinrang, Alimin membeberkan program yang dilaksanakan di Pinrang adalah gerakan Serentak sayang jamban keluarga (Gertak Sayang JK). Caranya dengan memberikan Anggaran Dana Desa yang tinggi. Pemerintah Desa diwajibkan membangun jamban warganya. Kegiatan didampingi Dinas Kesehatan untuk menjamin standar jamban. Pemerintah Kecamatan kemudian membantu juga, warga yang luput dibangun oleh Pemerintah Desa akan di keroyok oleh Camat dan anggota musyawarah kecamatan.
Diakhir AHL ini, Pejabat UNICEF untuk Indonesia, Robert Gas memberikan secara simbolis replikas software berbasis android bernama Go Pinki. Go Pinki adalah akronim dari Go Pengangkutan Tinja Ke IPLT. Sebuah aplikasi untuk memudahkan masyarakat memanggil petugas pengangkut tinja ke rumah masing-masing untuk disedot dan diangkut ke IPLT. Selain itu, Bupati Sumbawa Barat dan sembilan Bupati dan Walikota se-NTB di saksikan Wakil Gubernur NTB menandatangani deklarasi Taliwang.
Deklarasi Taliwang berisi lima komitmen, pertama memastikan seluruh jajaran pemerintah, mitra pembangunan dan berbagai simpul masyarakat dapat bersama mewujudkan pencapaian BASNO di NTB. Kedua, meningkatkan dukungan regulasi, program dan anggaran bagi pengelolaan air limbah domestik di wilayah masing-masing. Ketiga, meningkatkan partisipasi masyarakat dan pihak swasta serta mengoptimalkan pendanaan alternatif, termasuk Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf untuk pembanguanan sarana dan prasarana sanitasi bagi masyarakat miskin. Kelima, menuntut realisasi komitmen Pemerintah Pusat mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), serta terus mendorong sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mewujudkan stop BABS 100 persen nasional menuju akses sanitasi aman.
Usai kegiatan AHL, Bupati bersama pejabat UNICEF dan peserta AHL melakukan kunjungan lapangan. Lokasi yang dikunjungi adalah Lingkungan Selayar, Kelurahan Dalam, Kecamatan Taliwang yang ditetapkan sebagai Kelurahan Sanitasi. SDN 1 Taliwang atau Sekolah Sanitasi, pabrik pembuatan saptik tank di Lingkungan Sebubuk, Kelurahan Kuang, Taliwang. Kunjungan diakhiri dengan meninjau Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) di Desa Batu Putih. **/hms