Taliwang, – Penolakan pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terhadap rencana PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk melakukan karantina karyawan secara terpusat di pulau Lombok, perlu diberikan alasan dan pertimbangan mendasar yang harus dijadikan acuan. “Saya tidak melihat alasan pemerintah KSB yang dijadikan dasar melakukan penolakan rencana perusahaan tersebut,” kata Dr Zulkarnain, selaku pemuda asal Fajar Karya kecamatan Brang Ene melalui releasenya.
Zulkarnain yang merupakan dosen pada Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu menegaskan, pertimbangan ekonomi memang bisa dijadikan dasar bagi pemerintah KSB untuk menolak rencana tersebut, namun melihat kondisi dan tekanan psikologis masyarakat saat ini pasca penetapan KSB adanya yang terkonfirmasi positif atau sebagai zona merah bagi Covid-19, perlu dipertimbangkan untuk diberikan dukungan karantina di luar KSB, karena keselamatan dan kenyamanan masyarakat harus menjadi pertimbangan penting, dimana kalau karantina terpusat di wilayah KSB, maka ada ancaman terpapar Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). “Justru program perusahaan untuk melakukan karantina karyawan harus diberikan dukungan, ditambah lagi lokasi karantina diluar wilayah KSB.,” tegasnya.
Diingatkan Zulkarnain, sekarang ini warga KSB sedang risau, panik dan stres dengan terkonfirmasinya salah seorang warga positif Covid-19, jadi kalau karantina seribuan karyawan PT. AMNT di KSB, maka akan penambah kerisauan masyarakat. “Akibat panik, risau, cemas dan takut bisa membuat warga lebih mudah terserang Virus Corona,” tuturnya, sambil menegaskan bahwa persoalan karantina jangan sampai menjadi biang persoalan penyebaran Covid-19.
Masih keterangan Zulkarnain yang pernah menjabat sebagai Distrik Edukasi Fasilitator program INOVASI atau kontribusi pendidikan untuk wilayah KSB itu, karyawan yang akan masuk dalam areal karantina adalah pekerja yang datang dari berbagai daerah setelah melaksanakan libur atau masa off kerja, jadi tidak ada jaminan bahwa yang bersangkutan tidak terpapar Covid-19. “Informasi yang saya dapat jika semua pekerja dari berbagai daerah akan dikarantina sebelum masuk lokasi kerja, jadi ada kemungkinan sudah terpapar Covid-19, jadi kalau terpusat karantina di KSB bisa bertambah jumlah yang dinyatakan positif,” tegasnya.
Zulkarnain mengakui bahwa pimpinan daerah memiliki beberapa pertimbangan penting sampai menolak rencana karantina diluar KSB, apalagi informasi yang tersebar bahwa pekerja asal KSB juga wajib untuk masuk karantina di pulau Lombok sebelum masuk kerja, jadi diusulkan agar ada pengecualian, dimana khusus karyawan lokal dikarantina di KSB dengan memanfaatkan fasilitas hotel yang ada. “Mungkin khusus lokal di karantina di KSB saja, jadi warga tidak terlalu cemas dengan rencana karantina tersebut,” ungkapnya.
Zulkarnain juga berharap kepada pihak perusahaan untuk memiliki kepedulian serius kepada pemerintah KSB dan masyarakat, dimana saat ini sedang berjibaku menghadapi penyebaran Covid-19. “Saya berharap perusahaan tidak hanya mencari keuntungan dengan sumber daya alam milik Bumi Pariri Lema Bariri tanpa dirasakan manfaatkan oleh masyarakat. Sekarang ini adalah momentum untuk berkontribusi kepada pemerintah dan masyarakat,” timpalnya.
Kartika Octaviana selaku Head of Corporate Communications PT. AMNT sebelumnya mengatakan, jika perusahaan harus memastikan bahwa semua karyawan dalam kondisi bebas dari penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-1), sehingga akan melakukan karantina terpusat dengan memanfaatkan sejumlah hotel di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kebijakan perusahaan bekerjasama dengan sejumlah hotel di Pulau Lombok, setelah melakukan berbagai pertimbangan dan evaluasi berbagai hal, salah satunya soal ketersediaan fasilitas penginapan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang dapat diajak kerjasama dalam rangka mengontrol dan memastikan kondisi karyawan.
Pertimbangan lain mengapa perusahaan memilih Lombok, lantaran fasilitas kesehatan di wilayah tersebut di anggap memadai, Karyawan yang berada di dalam fasilitas ini tidak diizinkan keluar masuk, menerima tamu, atau aktivitas lain yang membuka resiko terpapar Covid-19.
Berbagai prosedur itu dilakukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para karyawan, keluarga karyawan, dan tentunya warga sekitar lingkar tambang. Perusahaan, berupaya untuk tetap menjalankan produksi secara normal, meskipun ada berbagai tantangan yang harus di hadapi. Karena kami memahami signifikansi dari operasi kami terhadap ekonomi daerah dan nasional. **