Taliwang, – Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pokja AMPL NTB) bersama Pokja AMPL Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), telah melaksanakan join monitoring dengan bantuan teknis dari Mitra Samya yang didukung UNICEF.
Burhanudin Harahap, ST selaku kabid cipta karya pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Permukiman (DPUPRPP) KSB selaku pihak yang ikut bertanggung jawab dalam kegiatan Pokja membeberkan, jika telah dilaksanakan kegiatan join monitoring dalam ruang rapat Bappeda KSB dengan menghadirkan perwakilan Pokja AMPL NTB, PF SMS UNICEF, Mitra Samya, Pokja AMPL KSB.
Dibeberkan Burhanudin, pada kegiatan monitoring tersebut langsung dipimpin Kepala Bappeda KSB, drh Hairul, MM dengan diawali pemaparan kondisi eksisting sanitasi KSB kemudian pengisian instrument monitoring yang difasilitasi oleh PF SMS UNICEF. “Aspek-aspek yang dimonitor antara lain kelembagaan, regulasi, infrastruktur, perencanaan, pendanaan, pemeliharaan dan operasional,” lanjutnya.
Bur sapaan akrabnya juga menyampaikan bahwa kegiatan monitoring juga dilakukan ke SMKN 1 Taliwang sabagai salah satu sekolah peserta pelatihan pembuatan video promosi sanitasi. Sekolah ini mengikutsertakan 5 orang siswa yang didampingi 1 orang guru dalam kegiatan pelatihan yang dilaksanakan secara virtual dengan trainer Rikrik Saptariadantim yang merupakan praktisi dan akademisi.
Tim SMK Taliwang yang terdiri dari Irwansah sebagai Ketua, Nanda sebagai Sutradara, M Yusuf sebagai Produser, Cornella Desta sebagai Penulis yang didampingi oleh Ibu Yati Yuwanda, S.Pd sebagai pembimbing. Pada saat kegiatan monitoring ditayangkan video produksi SMKN 1 Taliwang yang berjudul Mentari Manemeng yang menceritakan storyline pada tahun 2014 tentang kondisi sungai Manemeng yang kotor dipergunakan oleh warga untuk mandi, cuci, BAB, dan memandikan kerbau. Tokoh Meilani yang seorang gadis desa tersebu tmelaporkan kepada aparat Desa yang akhirnya membangun Sanimas untuk sarana air bersih dan sanitasi. Setelah terbangunnya Sanimas maka masyarakat tidak melakukan mandi, cuci dan BAB di sungai lagi.
Kunjungan monitoring juga dilakukan ke IPAL di Desa Menala dibangun dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi, termasuk beberapa lokasi lainnya.
Sebagai informasi penting, dari rangkaian kegiatan monitoring tersusun rekomendasi, diantaranya, perlunya peningkatan kapasitas kepada Kelompok Pengguna dan Pemelihara (KPP) dari IPAL supaya bias mengkoordinir iuran warga dan pemeliharaan. Selain itu perlu juga regulasi berupa Peraturan Daerah dan regulasi turunannya tentang pengelolaan air limbah domestic untuk memperkuat pelaksanaan sanitasi layak dan sanitasi aman. Kegiatan promosi juga masih diperlukan bagi masyarakat, terutama untuk pengelolaan sanitasi aman. **