Taliwang, – Pelaksanaan pemilihan Bupati dan wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tinggal menghitung hari, sehingga Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) meningkatkan evaluasi intelejen untuk dapat mengetahui adanya potensi konflik yang muncul.
“Sampai sekarang ini memang belum ditemukan adanya potensi konflik yang akan mencuat, bahkan terlihat peta perpolitikan KSB sangat landai dan hampir tidak terlihat akan muncul gejolak. Semoga kondusifitas daerah ini tetap terjaga selama tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada),” ucap Abdul Hamid, S.Pd selaku kepala Bakesbangpol KSB, saat dikonfirmasi media ini, Selasa 17/11 kemarin.
Meskipun hasil analisa tidak ditemukan potensi konflik ditengah masyarakat, Bakesbangpol KSB tetap meningkatkan pemantauan serta pengawasan, sebab perkembangan politik biasanya dinamis dan dapat memicu konflik. “Saya tetap meminta kepada aparatur yang ditugaskan untuk mengumpulkan informasi supaya bekerja ekstra, mengingat dalam beberapa hari kedepan akan dilaksanakan pencoblosan pemilihan Bupati dan wakil Bupati KSB,” lanjutnya.
Dikesempatan itu Abdul Hamid juga mengakui bahwa kondusifitas daerah ini tetap terjaga lantaran pada Pilkada serentak 2020, KSB hanya memiliki satu pasangan calon saja, jadi berbeda dengan daerah lain yang memiliki pasangan calon lebih dari satu. “Lantaran pilkada KSB hanya satu pasangan calon, maka potensi konflik tidak terlalu terbuka dan menguak ditengah masyarakat,” ungkapnya.
Terkait dengan adanya aksi demo penolakan aktifitas penambangan Gunung Semoan, Abdul Hamid meyakini tidak ada relevansi dengan pelaksanaan Pilkada, apalagi sampai menganggap bahwa aksi itu adalah potensi yang menggagalkan pelaksanaan Pilkada KSB. “Memang ada beberapa wilayah yang sedikit memanas politiknya, tetapi diyakini tidak akan sampai mengganggu semua tahapan sampai hari pencoblosan 9 Desember 2020 mendatang,” tegasnya.
Abdul Hamid juga menyinggung soal partisipasi pemilih pada Pilkada mendatang. menurutnya, persentase akan meningkat dari pelaksanaan Pemilu sebelumnya, lantaran berbagai pihak dan komponen masyarakat ikut melakukan sosialisasi dan ajakan agar masyarakat pemilik hak suara untuk mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS). “Analisa kami bahwa pemilih yang berpartisipasi mencapai 80 persen. Estimasi itu diluar pemilih yang berstatus sebagai karyawan lingkup PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT),” katanya. **