Poto Tano, – Pemerintah kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) telah menggelar pertemuan terbatas untuk melakukan klarifikasi dan penjelasan terkait adanya informasi yang berkembang, jika telah terjadi penambangan pasir di Desa Kiantar. Pertemuan yang dilaksanakan Senin 1/2 kemarin dipimpin langsung Agusman S.Pt selaku Camat Poto Tano dengan dihadiri Danramil Poto Tano, Kapten Syafi’i, kapolsek Poto Tano, IPTU Sadri dan menghadirkan pemerintah Desa yang berada di Poto Tano.
Daeng Agus sapaan Camat Poto Tano pada saat itu menyampaikan, jika pertemuan yang dilaksanakan menjadi bagian klarifikasi secara langsung, sehingga masyarakat dapat mendengarkan langsung apa yang sebenarnya terjadi. “Dalam pertemuan ini kita akan mendengarkan penjelasan dari Kades Kiantar selaku pemilik wilayah terkait dengan dugaan adanya penambangan pasir,” ucapnya.
Disaat itu Daeng Agus mengingatkan bahwa hasil pengecekan lapangan serta koordinasi awal dengan pihak pemerintah Desa Kiantar, jika tidak ada aktifitas penambangan pasir dilokasi sesuai laporan dan status melalui media sosial, sebab keberadaan alat berat dilokasi untuk melakukan penetaaan arus sungai yang menjadi bagian dari normalisasi sungai. “Memang benar ada kegiatan normalisasi sungai. Kegiatan itu dinilai masyarakat sebagai aktifitas penambangan pasir laut,” lanjutnya.
Meskipun pemerintah Desa berdalil bahwa kegiatan dilokasi adalah normalisasi sungai, namun untuk menghentikan kegaduan dalam wilayah Desa, dirinya meminta kepada Kades beserta pihak yang dimintai bantuan untuk melakukan normalisasi sungai, agar dihentikan sementara waktu sampai tersosialisasi kepada masyarakat. “Saran saya dihentikan sementara aktifitas dan diminta untuk melakukan sosialisasi atau menginformasikan kepada masyarakat tentang aktifitas normalisasi sungai itu sendiri,” tuturnya.
Sementara Hasbullah selaku kades Kiantar dalam pertemuan itu megakui kesalahannya, dimana tidak memberikan laporan secara utuh kepada pemerintah kecamatan Poto Tano, termasuk sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat tentang rencana melakukan normalisasi sungai. “Normalisasi sungai menjadi kegiatan penting, terutama disaat musim hujan seperti sekarang ini, agar banjir yang sering terjadi bisa dieleminir, terutama bagi pemilik lahan disekitar sungai yang cukup sering merasakan dampaknya,” terangnya.
Terkait dengan permintaan untuk menghentikan sementara aktifitas, Hasbullah mengaku bahwa pihaknya dengan perusahaan yang hendak membantu melakukan normalisasi sungai sudah sepakat berhenti aktifitas dimaksud. “Untuk sementara kami hentikan aktifitas dan akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Terkait dengan langkah yang telah dilakukan dirinya meminta maaf,” ungkapnya. **