Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menghimbau masyarakat, agar tidak terprovokasi dengan kasus bom bunuh diri yang terjadi di Makassar beberapa hari lalu. Kejadian itu diminta dijadikan momentum untuk menambah kewaspadaan.
Abdul Hamid S.Pd selaku kepala Bakesbangpol KSB kepada media ini menegaskan, kasus bom bunuh diri biasanya memunculkan dampak dan pengaruh buruk dalam lingkungan masyarakat, sehingga Bakesbangpol langsung bergerak dengan personil yang biasanya bertugas menyerapkan informasi, agar ikut menyampaikan himbauan untuk tidak terprovokasi dengan adanya aksi bom bunuh diri di gereja katedral Makassar itu.
“Kami sekarang mengerahkan semua personil untuk menyampaikan ajakan serta himbauan kepada masyarakat, agar tidak harus terprovokasi dengan kasus atau kejadian yang menimpa berbagai daerah. Jika ada persoalan yang mencuat dapat langsung ditanyakan pada pemerintah. Hal itu sebagai upaya bersama menjaga KSB sebagai daerah zero horizontal konflik,” tegasnya.
Masih keterangan Abdul Hamid, dalam tetap menjaga wilayah kondunsif dan aman, pemerintah membutuhkan peran semua pihak dan komponen masyarakat, termasuk para ketua Rukun Tetangga (RT), dimana setiap warga baru harus diwajibkan memberikan laporan serta menyerahkan data pribadinya. “Kami juga menghimbau agar wajib lapor 1X24 jam kepada RT benar-benar dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan,” ucapnya.
Disampaikan Abdul Hamid, kasus bom bunuh diri yang terjadi di Makassar pada prinsipnya tidak bisa dikaitkan dengan kondusifitas Bumi Pariri Lema Bariri ini, namun perlu diketahui bersama bahwa dalam waktu yang hampir bersamaan, personil detasemen 88 Mabes Polri telah menangkap sejumlah orang yang terduga terlibat jaringan teroris di Kota Bima, sehingga perlu ada langkah cepat mengantisipasi KSB dijadikan tempat pelarian dan persembunyian.
Dibeberkan Abdul Hamid, pada Rabu 31/3 (hari ini, red), pihaknya bersama dengan Bakesbangpol Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, diundang untuk menghadiri rapat koordinasi di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Hal ini membuktikan bahwa ada kecenderungan KSB bakal menjadi salah satu daerah pelarian dan persembunyian. “Butuh kebersamaan semua masyarakat untuk mengatisipasinya, termasuk menjaga warga agar tidak terprovokasi,” ungkapnya.
Diakhir keterangannya, mantan Camat Seteluk itu memastikan bahwa belum ada indikasi atau hal yang menjadi potensi konflik ditengah masyarakat, apalagi berkaitan dengan jaringan terorisme. “Meskipun masih dalam kondisi aman, Bakesbangpol tetap melakukan pengawasan dan pemantauan secara ketat, termasuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI,” tuturnya. **