Taliwang, – Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sumbawa Barat (Dinas Arpus KSB) tetap konsisten untuk melaksanakan program kelas kecil berbasis gotong royong sebagai bentuk pembelajaran kepada masyarakat dan pelajar. Pada Minggu 11/4 kemarin dilaksanakan episode cara menggosok gigi yang benar dengan menghadirkan drg. Purwanisiwi Asriningtyas, MM sebagai pemateri.
Mengingat materi adalah cara menggosok gigi, maka peserta dalam kelas kecil didominasi anak yang masih belajar pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Peserta bukan hanya mendapatkan penjelasan tentang cara menggosok gigi yang benar, tetapi juga mengajak untuk langsung menggosok gigi.
drg Purwanisiwi Asriningtyas saat dihadapan peserta menyampaikan bahwa ada cara yang baik saat akan menggosok gigi, diantaranya, pegang sikat gigi dengan sudut 45 derajat ke arah gusi dan gigi, mulailah menyikat dari gigi yang berada pada bagian belakang sebelum kemudian beralih ke depa, sikat gigi secara lembut dan perlahan dengan gerakan seolah tengah membentuk lingkaran, ketika menyikat bagian belakang gigi depan pastikan ujung sikat dalam posisi vertikal sehingga memudahkan dalam membersihkan kotoran, bersihkan pinggiran gusi dengan lembut dan perlahan, jika sudah menggunakan pasta gigi maka buang busa sisa sikat gigi dengan berkumur untuk memastikan tidak ada pasta gigi yang tertinggal dalam mulut dan setelah selesai maka bilas sikat gigi dengan air bersih dan keringkan.
Dalam kesempatan itu dokter Ipung sapaan akrabnya juga mengingatkan kepada anaka-anak yang menjadi peserta, agar dapat menggosok gigi dua kali sehari, yaitu waktu pagi hari dan malam hari sebelum tidur. “Sekarang kita sudah tahu cara menggosok gigi, jadi tinggal dilaksanakan setiap hari dirumah masing-masing,” ucapnya.
Drs H Syamsul Kamil, MM selaku kepala Dinas Arpus KSB melalui keterangan resmi menegaskan, jika program kelas kecil saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu solusi untuk mengaktifkan perpustakaan atau merealisasi makna perpustakaan sebagai pusat kegiatan dan sumber belajar.
Dikesempatan itu H Syamsul Kamil juga mengingatkan bahwa peserta pada saat pelaksanaan program kelas kecil beragam atau menyasar kaum marjinal, baik itu penyandang masalah kesejahteraan sosial, anak yatim piatu, mantan tenaga migran, serta perempuan kepala keluarga, dengan beragam tema yang menyentuh keseharian dan dapat menjadi alternatif mata pencaharian sebagaimana amanat literasi untuk kesejahteraan. Tidak hanya sejahtera secara fisik, tetapi juga sejahtera psikis.
Seperti disampaikan sebelumnya, jika semangat transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang menempatkan Perpustakaan KSB sebagai Perpustakaan Kabupaten Terbaik dalam Implementasi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Tahun 2020, hal itu yang membuat jajarannya terus berinovatif guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna layanan. Salah satunya dengan predikat akreditasi C pada tahun 2020 dan akan ditingkatkan lagi pada tahun 2021 ini menyusul bertambahnya program kegiatan maupun sarana prasarana pendukung Perpustakaan. **