Taliwang, – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sumbawa Barat (Bakesbang KSB) terus berupaya bisa lebih cepat melakukan identifikasi potensi konflik, termasuk mendapatkan opsi serta solusi sebagai tindakan atas potensi dimaksud supaya bisa diredakan.
“Bakesbangpol adalah informan bagi pimpinan daerah, jadi harus mampu mengidentifikasi serta menganalisa atas berbagai persoalan yang mengemuka, termasuk mengetahui potensi persoalan yang bakal terjadi, sehingga bisa mengusulkan solusi sebagai tindakan bagi pemerintah,” kata Dr H Burhanuddin, S.Sos, M.Pd selaku Plt Sekretaris Bakesbangpol KSB, saat dikonfirmasi media ini dalam ruang kerjanya, kemarin.
Masih keterangan Ustad Bur sapaan akrabnya, setiap hari tetap saja ada persoalan yang mengemuka, tetapi tidak semua menjadi potensi konflik ditengah masyarakat, namun Bakesbangpol tetap membuatnya sebagai laporan sebagai informasi kepada pimpinan daerah. “Perkembangan situasi daerah hasil pemantauan dan pengawasan wajib disampaikan kepada pimpinan daerah dalam bentuk laporan tertulis melalui aplikasi media sosial,” lanjutnya.
Ustad Bur yang kini menjabat sebagai Kabid kewaspadaan nasional dan penanganan konflik pada Kesbangpol KSB itu mengakui, jika pihaknya sekarang ini sedang melakukan analisa serta kajian atas rencana pembangunan bandar udara di kecamatan Poto Tano, terutama berkaitan dengan pembebasan lahan. Hal itu sebagai upaya untuk menekan proses dimaksud tidak menjadi potensi konflik ditengah masyarakat, terutama pemilik lahan itu sendiri. “Jika diketahui ada yang menjadi potensi konflik akan diupayakan untuk ditekan, namun bisa juga diusulkan kepada pihak terkait dalam bentuk solusi,” tandasnya.
Hal lain yang diduga akan menjadi potensi konflik yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, dimana dalam bulan Ramadhan ini, perusahaan wajib untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan kepada semua pekerja. Hal ini biasanya tidak terealisasi sesuai jadwal yang ditetapkan pemerintah, sehingga dapat menjadi potensi konflik yang berujung munculnya aksi demo pekerja, termasuk soal lowongan pekerjaan. “Kami terus melakukan analisa serta kajian terkait dengan ketenagakerjaan dan nantinya akan menyampaikan solusi pada dinas terkait,” tegasnya.
Lanjut Ustad Bur, meskipun Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang begitu berat dan dengan personil Bakesbangpol yang masih sangat terbatas, tetapi masih mampu untuk mengidentifikasi dan menekan berbagai persoalan agar tidak menjadi potensi konflik ditengah masyarakat. “Dikesempatan ini saya juga berharap untuk bisa menghilangkan persepsi, jika Bakesbangpol bukan menjadi tempat buangan bagi aparatur, karena memang Bakesbangpol adalah intelejen pemerintaha yang memiliki tanggung jawab besar,” timpalnya. **