Taliwang, – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat (DLH KSB) mulai mempersiapkan pelaksanaan program penyelamatan mata air, mengingat sudah mulai masuk musim penghujan.
“Program reboisasi atau penanaman pohon disekitar areal keberadaan mata air baru bisa dilaksanakan saat mulai turun hujan, agar pohon kayu keras maupun pohon buah yang ditanam dapat tumbuh dengan baik,” ucap Slamet, SP, MM selaku kepala DLH KSB saat didampingi Syaifullah S.Ip selaku kabid pembinaan dan pengawasan linkungan Hidup, pada Selasa 2/11 kemarin.
Lanjut Slamet, mata air yang masuk dalam program penyelamatan pada tahun ini adalah, mata air yang menjadi sumber kebutuhan masyarakat sekitar, namun hasil pengecekan dilokasi sudah berkurang debit airnya. “Ada 4 titik lokasi yang telah ditetapkan untuk diintervensi dalam program penyelamatan,” lanjutnya.
Mata air yang akan segera ditanami pohon sebagai upaya penyelamatan berada di Desa Seloto kecamatan Taliwang, di Desa Air Suning kecamatan Seteluk, di Desa Seminar Salit kecamatan Brang Rea, serta yang berada di Desa Lampok kecamatan Brang Ene. “Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mulai melakukan penanaman, semoga program ini bisa mengembalikan fungsi mata air tersebut,” harapnya.
Sementara Syaifullah dikesempatan itu menyampaikan, mata air yang masuk dalam program penyelematan diketahui digunakan masyarakat sebagai pemenuhan air bersih, baik untuk dikonsumsi maupun kebutuhan penting rumah tangga warga. “Program penyelematan mata air termasuk intervensi sosial pemerintah untuk memastikan ketersediaan air bersih,” ungkapnya.
Masih keterangan Syaifullah, beberapa mata air yang masuk dalam program mata air diketahui fungsinya sudah mulai berkurang, lantaran pohon pelindung yang berada dilokasi sudah berusia, bahkan ada yang telah tumbang, sehingga tidak bisa lagi memberikan fungsi penyelamatan mata air. “Berkurang debit air bukan karena pohon pelindung ditebang, tetapi lebih pada usia mata air dimaksud, ditambah lagi pohon pelindung memang sudah tidak berfungsi lagi,” terangnya.
Terpenting disampaikan Syaifullah, sebagai upaya agar pohon pelindung tidak menjadi sasaran penebangan oleh pelaku pemalakan kayu, maka jenis pohon yang akan ditanam tidak bernilai ekonomis, seperti, pohon beringin, pohon ara serta pohon sukun. “Memang akan diupayakan ada pohon buah yang bisa dinikmati bagi yang kebetulan berada disekitar mata air,” tandasnya.
Terakhir Syaifullah berharap kepada masyarakat untuk ikut membantu dan memastikan pohon pelindung mata air tidak diganggu dengan alasan apapun, agar keberadaan mata air tersebut bisa dimanfaatkan. **