Taliwang, – Dalam upaya membantu penyerapan gabah petani, pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mengeluarkan surat edaran bernomor: 027/004/126/DKP/IV/2022 tentang partisipasi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bela petani dalam bentuk pembelian beras local olahan UMKM, BUMD, Koperasi dan Bumdes sudah mulai diberlakukan.
Untuk realisasi awal telah terserap sebanyak 8 ton dari 506 ASN yang berkantor dalam lingkup Kemutar Telu Center (KTC). Beras tersebut terbungkus dalam aneka ukuran kemasan yaitu 25 kg, 10 kg, 5 kg serta paket Zakat Fitra seberat 3 kg. “Targetnya 1.089 orang ASN dan akan menyerap 10,89 ton. Jika dikonversi dalam gabah sekitar 17.969 kg,” ucap Indrajaya, M.Si selaku kepala Bidang Ketersediaan Pangan dan Kerawanan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan (DKP) KSB sebagai leading sektor.
Dikesempatan itu Indra sapaan akrabnya mengakui bahwa fokus untuk tahap awal adalah ASN yang berkantor dalam areal KTC. Untuk penyerapan beras lokal dengan pembayaran menggunakan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) akan mulai dirasakan oleh OPD diluar KTC serta kantor pemerintahan sampai pada UPTD pada distribusi kedua dibulan ini. “Semoga kebijakan ini menjadi solusi terbaik dalam membantu petani,” lanjutnya.
Diingatkan Indra bahwa beras local yang diserap masuk kelas Medium dengan kriteria teknis standar Bulog yang kisaran harga di bawah Rp.10.000/kg sementara nilai tebusan sebesar Rp.9.450. “Beras yang ditebus ASN tergolong beras super yang harga jual dipasaran kisaran antara Rp.11.000- 13.000/kg,” ungkapnya.
Masih keterangan Indra, jika seluruh ASN yang berjumlah sekitar 3.200 orang bisa membeli beras local masing-masing sebanyak 10 kg, maka akan terjual mencapai 32 ton setiap bulan atau sekitar 55 ton gabah setiap bulannya. “Jika gabah petani bisa terserap untuk beras ASN mencapai 50 ton, maka anjlok harga akan bisa teratasi,” tegasnya.
Dibeberkan juga oleh Indra, nilai transaksi beras yang terserap bulan April berada pada nominal Rp.75.193.650. Jadi sangat berarti dalam pemasaran produksi pertanian dari hasil olahan padi produksi local menjadi beras kemasan. Sehingga dampaknya secara langsung adalah menggerakan mata rantai pemasaran hasil dan distribusi pangan dari produsen kepada konsumen serta adanya dongkrak kenaikan nilai jual dasar gabah. “Secara teknis diharapkan dapat menggoyang harga jual gabah lebih stabil karena adanya serapan beras yang lebih banyak dari sisi hilir, atau hilir akan dapat mendongkrak hulu,” tuturnya.
Terakhir disampaikan bahwa beras yang dikirim pada 21 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari keseluruhan 32 OPD yang berkantor di kompleks KTC hanya 6 OPD yang belum dapat menyerap karena berbagai sebab seperti, administratif, sosialisasi internal, kesibukan pengelolah saat jelang libur hari raya serta hal teknis lainnya.
Sementara salah seorang perwakilan lembaga mitra Pemda pemasok beras ASN Ilmuddin, SPSMM yang juga pemilik UD. Orong Monar Sapugara Brang Rea mengaku sangat bangga dan sangat siap dapat memasok beras local kepada ASN sesuai kebutuhan, dengan adanya kebijakan Pemerintah ini secara langsung dapat membeli gabah petani lebih banyak lagi. “Insha Allah kami siap untuk menyediakan beras ASN dan kami sangat senang beras local lebih banyak di beli khususnya oleh para ASN”, terang Jokowi sapaan akrabnya. Apalagi dirinya juga sebagai petani yang terjun langsung di lapangan sangat merasakan bagaimana dunia pertanian saat panen tiba dengan biaya produksi terus meningkat namun harga jual anjlok khususnya pada musim panen pertama. Sehingga dengan kondisi ini dirinya bersama delapan mitra lainnya akan berbuat lebih maksimal lagi menyediakan beras local pada bulan akan datang. Pihaknya juga yakin persediaan gabah local mampu tercukupi sampai akhir tahun karena dari segi hulu dengan adanya irigasi yang baik dari Bendungan serta peran penting semua sector (Dinas Pertanian dll) akan lebih lancarnya produksi padi pada beberapa kecamatan kantong padi di KSB. **