Taliwang, – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melakukan survey pemustaka untuk menguji dan mengevaluasi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang dilaksanakan tahun 2020-2021. Perpustakaan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) termasuk yang didatangi oleh enumerator atau petugas yang khusus mengumpulkan data.
“Perpusnas ingin mendapatkan data yang akurat terkait dengan program yang telah dilaksanakan, sehingga melakukan survey dengan mendatang perpustakaan selaku penerima program. Perpustakaan KSB termasuk penerima program yang dikucurkan tersebut,” ucap Ir Abdul Muis, MM selaku kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan melalui keterangan resminya.
Dikesempatan itu Muis sapaan akrabnya mengingatkan, melalui program dimaksud pihaknya telah mampu mengajak perpustakaan Desa untuk lebih berkembang dan dipastikan melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial membuktikan bahwa pelayanan perpustakaan sangat inklusif terbuka bagi siapa saja yang berbeda-beda kebutuhan kepentingan dan kondisinya.
Disampaikan Muis, transformasi perpustakaan sudah mengarah pada perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan untuk menjadikan perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat yang melahirkan berbagai Inovasi dan kreativitas masyarakat, perpustakaan sebagai pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat berkomitmen pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat dan perpustakaan sebagai pusat kebudayaan melalui pelestarian dan pemajuan khazanah budaya bangsa.
Dikesempatan itu Muis berharap dari hasil evaluasi yang dilaksanakan, bisa menjadi pemicuan perpustakaan KSB dapat kembali program dari Perpusnas, sehingga semangat untuk terus meningkatkan minat baca dapat terealisasi cepat.
Sementara Feri Hendrikus Kalela selalu enemurator yang diutus Perpusnas menyampaikan, jika pihaknya ingin melihat secara langsung dampak dari pelaksanaan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, termasuk untuk mendapatkan keterangan kendala lapangan. “Kami bukan hanya melihat sisi baik, tetapi juga harus tahu kendala yang membuat pemustaka kurang sering mendatangi perpustakaan,” ungkapnya.
Lantaran harus melihat langsung aktifitas perpustakaan, enemurator bukan hanya mendatangi perpustakaan KSB, tetapi juga mengunjungi Perpustakaan Desa Kalimantong dan Perpustakaan Desa Menemeng. “Kami harus mengetahui juga apa yang menjadi kebutuhan pemustaka supaya mau berkunjung ke perpustakaan, sehingga mempersiapkan juga kuisioner yang akan diisi oleh pemustaka, terutama warga yang berada sekitar keberadaan perpustakaan,” tandasnya. **