Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) menggelar dialog kesejarahan budaya. Kegiatan yang dilaksanakan Selasa 26/7 di Hanipati Resto Taliwang dibuka Sekda KSB, Amar Nurmansyah, ST, M.Si dengan para nara sumber, Aries Zulkarnain selaku sejarawan dan budayawan Sumbawa, Amiruddin Embeng, SE sebagai ketua komisi I DPRD KSB, Wahyu Sunan Kalimati selaku penulis dan Anton Susilo sebagai praktisi film.
Amar sapaan akrab Sekda KSB diawal sambutannya mengaku sangat apresiasi atas komitmen para pelaku budaya dan sejarah, dimana tetap menjaga kelestarian adat istiadat meskipun dengan berbagai tantangan. “Kita semua sadar bahwa tantangan terbesar saat ini adalah tergerusnya budaya akibat perkembangan zaman, tetapi dengan komitmen para pelaku budaya dan sejarah masih bisa kita nikmati berbagai kebudayaan tersebut,” ucapnya.
Dikesempatan itu Amar juga mengaku sangat bangga dengan kinerja jajaran Dikbud KSB, lantaran mampu menyajikan program fenomenal yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. “Kegiatan dialog kesejarahan budaya KSB sangat sederhana, tetapi menjadi bentuk komitmen pemerintah untuk melaksanakan bagian tanggung jawab, yaitu kebudayaan,” lanjutnya.
Sementara Khusnarti S.Pd selaku kepala Dikbud KSB menyampaikan, dialog budaya yang dilaksanakan adalah sebuah rangkaian panjang dalam mengangkat nilai budaya daerah menjadi aset bagi pelayanan publik lingkup pemerintahan KSB. “Kegiatan ini sangat penting, sehingga yang dijadikan peserta adalah para pelaku budaya, sejarah, akademisi, media dan penulis,” terangnya.
Khusnarti juga menegaskan bahwa dialog budaya ini juga sebagai upaya peningkatan akses masyarakat terhadap data dan informasi sejarah, sehingga materi yang dikupas terkait dengan kekuatan nilai budaya, dukungan kebijakan dalam pengembangan kebudayaan, jejak faktual taliwang dan pola pendokumentasian budaya untuk dikenal dan populer.
Amiruddin Embeng menegaskan bahwa dukungan kebijakan dalam pengembangan kebudayaan dari komisi I DPRD KSB tidak perlu diragukan. Buktinya, setiap tahun tidak sedikit anggaran yang digelontorkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). “Cukup sering dilaksanakan kegiatan budaya. Hal itu menjadi bukti dukungan kebijakan dan intervensi anggaran,” tandasnya.
Embeng sapaan akrabnya mengingatkan, untuk terus mendapatkan dukungan dalam bentuk anggaran dan kebijakan, para pelaku budaya dan sejarawan harus mampu menampilkan inovasi dan kreatifitas dalam bentuk program. “Ayo kita munculkan program inovasi terkait dengan kebudayaan, agar pemerintah secara maksimal memberikan dukungan sebagai bentuk tanggung jawab,” tuturnya.
Pantauan langsung media ini dilokasi acara, para peserta sangat antusias untuk berdialog terkait dengan sejarah dan budaya Bumi Pariri Lema Bariri, sehingga panitia bersama peserta bersepakat untuk menambah waktu, agar diakhir pertemuan bisa menghasilkan rekomendasi sebagai bentuk sikap bersama.
Untuk rekomendasi yang disepakati, diantaranya, mendesak dukungan swasta dalam bentuk CSR untuk pengembangan kebudayaan, mengedepankan prinsip gotong royong dalam pemajuan kebudayaan melalui kegiatan diseluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), mendorong pemerintah melalui dinas terkait utnuk melakukan revitalisasi budaya khusus Sumbawa Barat untuk dapat menjadi sumber rujukan atau pedoman bagi institusi pendidikan dalam melestarikan dan mengembangkan budaya daerah sebagai ciri khas Tau Kemutar Telu.