Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) mengakui, jika aktifitas belajar bagi siswa lingkup Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Poto Tano, masih menggunakan fasilitas gedung milik Sekolah Dasar Negeri (SDN) Senayan kecamatan Poto Tano, lantaran sampai saat ini belum memiliki gedung sendiri.
Khusnarti S.Pd selaku kepala Dikbud KSB saat dikonfirmasi media ini dalam ruang kerjanya mengaku, jika pihaknya terus mendorong untuk segera dilakukan pembebasan lahan yang akan dipergunakan sebagai areal pembangunan gedung sekolah tersebut. “Semoga ada kebijakan pimpinan daerah untuk menyiapkan anggaran pembebasan lahan,” ucapnya.
Dikesempatan itu Narti sapaan akrabnya tidak membantah, jika tahapan pembebasan lahan sudah dilakukan pada tahun 2022 lalu, namun belum tuntas atau jumlah lahan yang telah dibebaskan masih kurang. “Pemerintah sangat serius untuk membebaskan lahan sebagai areal pembangunan SMPN 4 Poto Tano dan semoga dalam waktu dekat bisa terealisasi,” harapnya.
Masih keterangan Narti, pihaknya harus terus mendorong percepatan pembebasan lahan, agar segera disampaikan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). “Penyediaan lahan menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat melalui Kementerian untuk pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB),” lanjutnya.
Diingatkan Narti, secara resmi SMPN 4 Poto Tano ditetapkan dalam dua tahun terakhir ini. Kebijakan itu sendiri sebagai bentuk respon pemerintah dalam mendekatkan layanan pendidikan, karena pelajar pada beberapa Desa di kecamatan Poto Tano cukup jauh akses menuju SMP. “Saat ini ada empat kelas siswa yang menjadi siswa SMPN 4 Poto Tano. Aktifitas belajar menggunakan SDN Senayan untuk sementara waktu,” bebernya.
Sementara Lutpiah Ruswati M.Pd selaku kabid SMP yang ikut mendampingi memastikan, aktifitas belajar berjalan seperti sekolah lainnya, karena memang telah ada tenaga pendidikan serta Kepala Sekolah (Kepsek). “Dalam dua tahun ini, aktifitas belajar mengajar masih dapat dilaksanakan seperti sekolah lain, namun belum bisa maksimal,” ungkapnya.
Lutpiah sapaan akrabnya mengaku sangat berharap percepatan pembebasan lahan yang dilanjutkan dengan pembangunan gedung sekolah, sehingga aktifitas belajar dapat dilakukan setiap pagi dan pihak sekolah sendiri bisa memiliki gedung untuk belajar tambahan lain. “Sesuai evaluasi dan laporan yang disampaikan pihak sekolah, jika saat ini hanya aktifitas belajar yang dimaksimalkan, sementara praktek masih harus numpang pada sekolah lain,” tandasnya. **