Taliwang, – Seluruh wilayah kota Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terisolir atau tidak dapat diakses lantaran telah dikepung banjir. Luapan air sungai Taliwang itu mulai terjadi pada Senin siang 13/2 kemarin dan sampai berita ini ditulis, sejumlah lokasi masih terlihat ada genangan air yang membuat sulit dilintasi kendaraan.
Sesuai informasi yang diterima media ini, daerah yang lebih awal terdampak dari luapan air sungai taliwang adalah lingkungan Temempang Kelurahan Bugis dan Kelurahan Sampir. Selanjutnya pada Sore hari meluas di Kelurahan Kuang dan Kelurahan Dalam serta Kelurahan Menala, sementara saat malam mulai menggenangi sebagian Kelurahan Arab Kenangan (Arken).
Mulai Selasa dini hari, semua wilayah dalam kelurahan Arken sudah tergenangi, sehingga akses alternatif yang dipergunakan para pengungsi untuk memindahkan kendaraan maupun barang penting tertutup, sehingga masyarakat korban banjir mulai merasakan kesulitan akses memenuhi kebutuhan, apalagi disaat itu jaringan listrik PLN diputus sementara.
Dr Ir H W Musyafirin, MM selaku Bupati KSB langsung memimpin tim untuk memberikan bantuan pangan jadi kepada masyarakat. Langkah itu dalam rangka memastikan seluruh korban banjir tidak dalam kelaparan dan kehausan. “Saya langsung instruksikan untuk menyiapkan seluruh bantuan yang dapat langsung dikonsumsi, karena banyak warga terdampak tidak dapat menyiapkan makanan,” ucapnya.
Dikesempatan itu H Firin sapaan akrab Bupati KSB meminta pemerintah kecamatan maupun kelurahan untuk melakukan pendataan warga masing-masing, terutama untuk mengetahui kebutuhan mendesak, agar pemerintah dapat langsung menyalurkannya. “Khusus kebutuhan pangan tidak boleh ditunda, kalau permintaan tenda, selimut dan barang lain yang bukan kebutuhan pangan akan ditindaklanjuti pada hari berikutnya,” tegas H Firin saat mengunjungi beberapa lokasi banjir.
Terkait dengan korban akibat bencana banjir dimaksud, H Firin mengaku belum ada data yang akurat, lantaran tim masih melakukan pendataan, termasuk lahan pertanian terdampak serta fasilitas publik. “Saya harap dalam hari ini sudah bisa dilakukan pendataan, agar menjadi acuan dalam mengambil langkah penanganan,” tandasnya.
Terakhir H Firin menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada masyarakat, lantaran sangat tangguh dan siaga dengan bencana banjir. Buktinya, tidak ada yang sampai kelaparan apalagi menjadi korban jiwa. “Saya atas nama pimpinan daerah menyampaikan rasa empati serta bangga atas kesigapan seluruh warga,” tuturnya.
Dalam laporan awal yang disampaikan pihak BPBD, dampak awal dari musibah banjir wilayah kecamatan Taliwang dan kecamatan Brang Rea sekitar 2.392 unit rumah dengan 11.808 jiwa. Jumlah itu berkemungkinan akan bertambah, mengingat intensitas hujan masih cukup tinggi. “Sesuai pendataan awal yang kami lakukan, ada 2.392 unit rumah dengan 11.808 jiwa yang terendam air,” kata Abdul Hamid S.Pd selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB saat mendampingi Bupati KSB.
Dibeberkan Abdul Hamid, rumah yang terendam akibat banjir itu berada di di dusun Seminar Desa Seminar Salit Kecamatan Brang Rea dengan ketinggian air bervariasi bahkan ada yang mencapai 70 cm. Lokasi berikutnya di dusun Kejawat Desa Sapugara Bree dengan ketinggian air mencapai 90 cm. Sementara dalam wilayah Kecamatan Taliwang yang terparah ada di Kelurahan Sampir dengan jumlah jiwa terdampak mencapai 200 orang.
Sesuai laporan yang disampaikan pada Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), dampak banjir dikecamatan Brang Rea untuk untuk Desa Seminar Salit ada 14 unit rumah dengan 56 jiwa. Desa Tepas Sepakat ada 270 rumah terendam dengan 1.080 jiwa, sementara Desa Tepas terendam 623 rumah dengan 2.492 jiwa. Desa Beru 569 rumah dengan 2.276 jiwa, Desa Sapugara ada 985 rumah dengan 3.904 jiwa.
Untuk wilayah kecamatan Taliwang, rumah terdampak di Kelurahan Sampir 500 unit dengan 2 ribu jiwa, sementara Kelurahan Menala, Kelurahan Bugis, Kelurahan Arab Kenangan, Kelurahan Kuang dan Kelurahan Telaga Bertong masih dalam pendataan. **