Taliwang, – Kunjungan presiden Republik Indonesia, Ir Joko Widodo di lokasi pembangunan smelter wilayah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) beberapa hari lalu, diyakini pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) akan mempercepat pembangunan perusahaan pengolahan dan pemurnian hasil tambang dari PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN).
“Kunjungan presiden selain diyakini akan percepat pembangunan Smelter, juga menutup keraguan sebagian orang bahwa pembangunan smelter hanya janji belaka dari perusahaan,” kata Slamet Riadi S.Pi, M.Si selaku sekretaris Disnakertrans KSB, saat ditemui media ini dalam ruang kerjanya.
Meta sapaan akrabnya tidak membantah, jika masih ada saja kelompok masyarakat yang merasa ragu bahkan tidak percaya ada aktifitas pembangunan perusahaan smelter. Hal itu bisa dikatakan wajar juga, lantaran kelompok dimaksud belum pernah melihat langsung lokasi pembangunannya. “Kalau bisa dilihat langsung pasti keraguan itu akan hilang, tetapi dengan adanya kunjungan presiden akan diyakini kebenaran,” lanjutnya.
Sesuai laporan yang disampaikan pihak perusahaan, termasuk saat melakukan kunjungan lapangan, Meta meyakini bahwa proses pembangunan smelter sudah mencapai 51,63 persen. “Jika melihat progres kerja saat ini, maka benar pernyataan presiden yang mendorong perusahaan untuk merampungkan seluruh kegiatan sampai tahun 2024 mendatang,” urainya.
Meta juga menyinggung, Bumi Pariri Lema Bariri sebagai kabupaten penghasil konsentrat tembaga dan emas yang diproduksi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), sekaligus lokasi pemurnian melalui pabrik smelter akan langsung merasakan dampak positifnya, sehingga selalu terlibat untuk membantu perusahaan, terutama saat pembebasan lahan yang kini menjadi lokasi dibangunnya pabrik smelter. “Kehadiran smelter akan menjadikan KSB sebagai kawasan industri strategis nasional,” terangnya.
Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr Ir H W Musyafirin, MM mengaku sangat optimis bahwa hilirisasi pertambangan dan integrasi industri turunan lainnya secara nasional dipastikan akan menguntungkan bagi daerah, lantaran kehadiran smelter atau pabrik pengolah dan pemurnian konsentrat hasil penambangan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). “Sesuai yang disampaikan Presiden RI dalam kunjungan beberapa hari lalu, jika hilirisasi dan integrasi industri merupakan tugas negara, karena akan memberikan nilai tambah yang sebesar-besarnya bagi perekonomian dalam negeri, terutama KSB sebagai daerah penghasil ,” ucap H Firin sapaan akrabnya.
Dalam rangka menyambut hilirisasi dan integrasi industri, Bupati KSB mengaku telah mendorong pihak perusahaan untuk memastikan pembangunan smelter sesuai dan tepat waktu. “Jika melihat kondisi terakhir di lokasi pembangunan, saya yakin smelter yang dibangun Amman Mineral Industri (AMI) akan selesai tepat waktu dan bahkan jauh lebih cepat dibandingkan konstruksi smelter milik PT Freeport yang saat ini tengah dibangun di Gresik, Jawa Timur (Jatim),” lanjutnya. **