Taliwang, – Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Sumbawa Barat (Baznas KSB), menggelar pembinaan khusus bagi para mualaf. Kegiatan itu diharapkan menjadi awal mula pembentukan ‘Mualaf Center’ atau sebuah organisasi berkumpul masyarakat yang sudah menjadi muslim.
“Pembinaan mualaf yang kami laksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang agama Islam itu sendiri, termasuk membuka ruang hubungan baik antara pemerintah dan masyarakat yang menjadi mualaf,” kata H M Jafar Yusuf S.Sos selaku ketua Baznas KSB saat memberikan sambutan dalam acara yang dilaksanakan, Selasa 15/8 kemarin.
Dikesempatan itu Ustad Jafar sapaan akrabnya juga mengaku, jika di Bumi Pariri Lema Bariri ini, belum ada wadah berkumpul khusus bagi para mualaf (mualaf center), sehingga diharapkan dari pembinaan ini akan muncul semangat dari para mualaf untuk membentuknya. “Semoga pemerintah KSB bisa intervensi langsung untuk membentuk mualaf center,” lanjutnya.
Masih dalam sambutan yang disampaikan Ustad Jafar, sesuai pendataan yang dilakukan pihak Baznas, jika jumlah mualaf yang berdomisili di KSB sekitar 50 orang. “Kita ingin semuanya bisa hadir untuk mengikuti kegiatan pembinaan ini, supaya merasa telah menjadi bagian dari KSB yang dominan muslim,” ungkapnya.
Dr Ir H W Musyafirin, MM selaku Bupati KSB pada kesempatan itu mengaku sangat haru dapat bertatap muka secara langsung dengan para mualaf, sehingga meminta kepada Baznas KSB untuk memberikan perhatian khusus, terutama pengenalan lebih dalam tentang Islam. “Para mualaf dapat meminta bimbingan secara langsung tentang Islam, baik kepada pemerintah maupun Baznas, sehingga bukan sekedar pindah agama, tetapi juga mendalami agama yang mendapat rahmat sang pencipta,” tuturnya.
Dalam pertemuan itu, H Firin sapaan akrab Bupati KSB meminta kepada para mualaf, agar tidak melihat penganut agama Islam secara umum, tetapi jadikan kita suci (Al-Qur’an) sebagai panduan. “Kita semua tahu bahwa ada yang menganut agama Islam sejak lahir, tetapi tidak melaksanakan ibadah yang menjadi kewajibannya. Hal itu tidak bisa menjadi ukuran bagi para mualaf,” tandasnya.
H Firin memberikan pesan khusus kepada para mualaf, agar menjadikan shalat 5 waktu sebagai kebutuhan sebagai manusia, jadi bukan kebutuhan atau kepentingan Allah SWT. “Hidayah terbesar yang diterima para mualaf adalah masuknya Islam dalam diri,” tegasnya. **