Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), telah melakukan pendistribusian air bersih pada sejumlah Desa yang terdampak kekeringan, bahkan ada rencana untuk menambah volume air dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat terdampak.
Abdul Hamid S.Pd selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB mengingatkan, sejumlah desa yang terdampak kekeringan masih memiliki sumber air, namun dengan tidak adanya hujan maka debitnya terus berkurang. “Kemungkinan kami akan menambah volume air yang didistribusikan kepada warga terdampak, namun saat ini masih dilakukan analisa serta kajian lapangan untuk mengetahui berapa kebutuhan menyeluruh,” terangnya.
Untuk mendapatkan jumlah kebutuhan, Hamid sapaan akrabnya juga mengaku jika pihaknya telah melakukan koordinasi dengan masing-masing pemerintah Desa, agar pendistribusian air yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi. “Kami juga meminta masing-masing Kepala Desa (Kades) untuk bersurat dan menyampaikan jumlah kebutuhan air bersih, agar bisa dijadikan dasar bagi tim BPBD KSB dalam pendistribusian,” lanjutnya.
Diingatkan Hamid, volume air bersih yang sudah dilakukan pendistribusian sejak penetapan tanggap darurat setiap hari mencapai 8 ribu liter atau 2 mobil tangki. “Kami sudah mulai melakukan pendistribusian air sebelum penetapan status tanggap darurat pada 31 Agustus lalu, karena adanya permintaan warga melalui pemerintah Desa masing-masing,” akunya.
Untuk memastikan pendistribusian air bersih sesuai tujuan, Hamid mengaku bahwa pihaknya akan menggandeng pihak lain sebagai mitra kerja, lantaran BPBD KSB belum memiliki mobil tangki khusus yang bisa menyalurkan air bersih. “Kami menggandeng Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Bintang Bano, serta rekanan khusus untuk wilayah kecamatan Poto Tano,” tuturnya.
Terkait dengan wilayah yang ditetapkan sebagai tanggap darurat kekeringan ada pada 3 kecamatan, yaitu, Kecamatan Poto Tano untuk Desa Poto Tano, Desa Tambak Sari dan Desa Kiantar khusus dusun Sagena. Sementara di kecamatan Taliwang ada Desa Seloto. Selanjutnya ada Desa Moteng dan Desa SapugaraBree untuk wilayah kecamatan Brang Rea.
Dikesempatan itu Hamid mengaku bahwa jumlah wilayah terdampak bisa saja bertambah, mengingat musim kemarau masih cukup panjang jika mengacu pada prakiraan yang disampaikan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “Kami menunggu laporan dari pemerintah Desa setempat, jika memang diakui sudah kesulitan mendapatkan air bersih, maka tim dari BPBD KSB akan langsung melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan bahwa benar menjadi daerah terdampak,” tandasnya. **