Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengumumkan, jika perkiraan dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa kemarau (Elnino) akan lebih panjang dan diperkirakan sampai awal tahun 2024 mendatang.
“Kami sekarang memperkuat persiapan menghadapi kemarau panjang, terutama untuk melakukan pendistribusian air bersih pada wilayah yang terdampak. Hal itu juga diharapkan dari masing-masing pemerintah Desa, agar segera menyampaikan laporan jika sudah ada gejala kekeringan,” kata Abdul Hamid S.Pd selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB saat ditemui media ini dalam ruang kerjanya.
Hamid sapaan akrabnya mengakui, jika wilayah tempat distribusi air bersih belum bertambah, lantaran belum ada permohonan secara langsung maupun melalui pemerintah Desa. “Mungkin pada sejumlah wilayah lain masih ada debit air yang dapat dipergunakan, sehingga belum ada penambahan lokasi distribusi air bersih,” lanjutnya.
Diakui Hamid, lokasi tambahan yang langsung didistribusikan air sejak penetapan tanggap darurat baru sebagian kecil wilayah kecamatan Brang Rea. “Kami mendapat laporan dari Agen Gotong Royong (AGR) saat pelaksanaan forum Pelayanan Inklusif Andalan (Yasinan), jika wilayahnya sudah kesulitan air bersih. Laporan itu ditindaklanjuti dengan pengecekan dan langsung distribusi,” ungkapnya.
Berbicara soal kesiapan, Hamid memastikan tim BPBD sudah sangat siap sejak ditetapkan sebagai tanggap darurat sampai 29 September mendatang. “Pokoknya, setiap ada permohonan untuk distribusi air akan ditindaklanjuti dengan pengecekan. Jika memang terbukti dalam kondisi kekurangan debit air, maka bisa langsung dilakukan pendistribusian,” tegasnya.
Sebagai informasi, wilayah yang ditetapkan sebagai tanggap darurat kekeringan ada pada 3 kecamatan, yaitu, Kecamatan Poto Tano untuk Desa Poto Tano, Desa Tambak Sari dan Desa Kiantar khusus dusun Sagena. Sementara di kecamatan Taliwang ada Desa Seloto. Selanjutnya ada Desa Moteng dan Desa SapugaraBree untuk wilayah kecamatan Brang Rea.
Jumlah wilayah terdampak bisa saja bertambah, mengingat musim kemarau masih cukup panjang jika mengacu pada prakiraan yang disampaikan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “Kami menunggu laporan dari pemerintah Desa setempat, jika memang diakui sudah kesulitan mendapatkan air bersih, maka tim dari BPBD KSB akan langsung melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan bahwa benar menjadi daerah terdampak,” tandasnya. **