Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), telah melakukan ekspose dan pemaparan awal sebagai bentuk laporan pendahuluan atas Feasibilty Studi (FS) dan Detail Engineering Design Instalasi Pengolah Air (DED-IPA) yang masuk dalam Jaringan Distribusi Utama (JDU) air bersih dari bendungan Tiu Suntuk.
Burhanuddin Harahap, ST selaku kabid Cipta Karya pada DPUPR KSB dalam kegiatan ekspose menuturkan, semua pihak harus mengetahui bahwa Sistim Penyediaan Air Minum (SPAM) antara bendungan Bintang Bano dengan Bendungan Tiu Suntuk akan terintegrasi, sehingga kedepan sangat tercukupi kebutuhan air bersih yang akan disalurkan kepada masyarakat.
“Perencanaan atas pekerjaan ini sangat penting, karena akan dijadikan pedoman umum bagi pengembangan SPAM di Bumi Pariri Lema Bariri, jadi sangat berharap kepada semua peserta untuk memberikan masukan serta saran sebagai upaya penyempurnaan atas rancangan dimaksud,” kata Bur sapaan akrabnya, pada Rabu 20/9 kemarin.
Masih keterangan Bur, rangkaian perencanaan dan pekerjaan dalam penyediaan air bersih menjadi salah satu komitmen serius pemerintah KSB untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, sehingga dirinya berharap proses dapat berjalan lancar dan bisa dituntaskan sesuai waktunya.
Diingatkan Bur, sasaran besar dari rangkaian kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi isu strategis permasalahan SPAM, sehingga bisa tersusun skenario penyelenggaraan SPAM, kebijakan dan strategi SPAM serta tersusunnya rencana aksi percepatan investasi dibidang air minum. “Semangat besar untuk pemenuhan kebutuhan air bersih,” timpalnya.
Untuk diketahui, selama ini selalu ada persoalan yang dihadapi dalam pemenuhan air bersih, terutama debit air yang tersedia tidak mencukupi atau tak sebanding dengan kebutuhan dalam memberikan layanan kepada masyarakat, termasuk persoalan mesin pompa yang tidak berfungsi baik.
Masalah lain yang dihadapi adalah konstruksi tandon air SPAM Perdesaan ada yang rapuh, beberapa pipa distribusi mengalami kerusakan serta tidak ada meter air sehingga tingkat kebocoran masih tinggi 24,68 persen, sementara dari segi aspek non tekhnis adalah masyarakat yang belum terlayani oleh PDAM harus mengkosumsi air dengan biaya mahal, tarif pembayaran PDAM masih terbilang rendah, sehingga pendapatan PDAM jauh dari pemulihan biaya secara penuh. “Pengelola SPAM perdesaan yang kurang aktif dan kurangnya pengetahuan tentang SPAM untuk staf PDAM sehingga perlu adanya pelatihan secara intensif untuk pengembangan maupun operasional dan maintenance,” urainya. **