Sumbawa, – Kegiatan Silatulfikri 99 Tokoh Tana Samawa yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Dea Malela Sumbawa, menghadirkan orang-orang besar, diantaranya, Prof Din Syamsudin yang juga pemilik Pondok Dea Malela, Bupati Sumbawa, Mahmud Abdullah, Fahri Hamzah, Prof Syarifuddin Iskandar dan para pengurus Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat (KSB), termasuk Dr Ir H W Musyafirin, MM selaku Bupati KSB.
H Firin sapaan akrab Bupati KSB dikesempatan itu menawarkan ide dan pemikirannya kepada para peserta silatulfikri, agar pertemuan dikuatkan juga dengan silatulqalbi. “Silaturrahmi dapat dijadikan momentum untuk saling berbagi informasi, menyatukan pikiran dan memperkuat pedoman bagi kita sebagai tau Samawa (orang sumbawa) serta jangan sampai dirusak oleh info yang tidak benar,” ucapnya.
Dikesempatan itu H Firin juga menyampaikan soal keresahannya terkait dengan sifat orang Sumbawa. “Kita masyarakat Sumbawa sebenarnya sangat egaliter dan sangat terbuka. Salah satu kelemahan kita orang Sumbawa yang membuat kita sulit maju dalam bidang perekonomian terutama sektor holtikuktur adalah bahwa ketika kita mulai menekuni bidang pertanian hortikultura, baik itu dirumah atau diperkebunan, kita lebih dominan ke motif sosialnya daripada motif ekonomi. Contohnya, kalau kita menanam sayur sayuran, buah, dan lainnya dirumah maupun di kebun, kalau ada keluarga, teman, yang minta kita berikan saja, jadi nilai sosialnya yang muncul disitu. Denikian pula berkenaan dengan hak milik. Kalau kita punya 50.000, akan habis tanpa mau berfikir bagaimana kita mau mengembangkan uang yang ada tersebut. Itulah di KSB kami menamakannya bagaimana Membangun Jalan Pikiran. Kita harus rubah minsdsite kita, seperti yang tertuang dalam lawas, Mana ujan Barat siwa, lamin sala si panyomo mu kenang bajarip no kawan. Mana si ka adal subuh, lamin balong si panyomo mu kenang mani kawan si.
Prof. Din Syamsuddin selaku Pimpinan Pondok Pesanteren Dea Malela menyampaikan, kegiatan yang dilaksanakan dapat dikatakan juga sebagai pertemuan pikiran dan hati. “Kita sekarang sedang melaksanakan meeting of mind dan meetting of hard (pertemuan pikiran dan hati) yang nantinya dapat melahirkan Maklumat Olat Utuk.
Maklumat tersebut nantinya mengandung beberapa butir yang meneguhkan bahwa kita tau sama baik yang terlahir dari orang tua maupun pendatang yang sudah menginjak tanah samawa dan sudah meminum air tanah samawa adalah tau tana samawa dan bisa disebut sebagai Al ukhuwah Assamawia. Kita pada dasarnya bersaudara. Ada ano siup dan ada juga ano rawi, dan kita harus jaga nilai – nilai keutamaan samawa. Khususnya tahun tahun politik. Merajut persaudaraan kekeluargaan, walaupun berbeda pilihan. Kita jangan terpecah belah karena persoalan politik. **