Taliwang, – Fud Syaifuddin, ST selaku wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), tampil sebagai pembicara dalam program bincang yang dilaksanakan Inews TV. Kesempatan itu dimanfaatkan untuk mengurai dan menjelaskan upaya yang telah dilaksanakan pemerintah dalam menurunkan angka stunting.
Dikesempatan itu Fud sapaan akrab wabup KSB juga menegaskan, jika upaya yang dilakukan pemerintah sudah sangat tepat. Buktinya, pemerintah KSB tercatat sebagai Kabupaten yang tertinggi menurunkan angka stunting di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), bahkan dinyatakan dibawah rata- rata nasional.
Diingatkan Wabup, keberhasilan menurunkan angka stunting tidak lepas dari kerja sama semua pihak dan keterlibatn stakeholder terkait, termasuk adanya kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat. “Salah satu pendukung dalam percepatan penurun stunting adalah Agen Gotong Royong (AGR) atau komponen masyarakat yang direkrut dalam Program Daerah Pem berdayaan Gotong Royong (PDPGR),” ungkapnya.
Fud yang merupakan ketua tim percepatan penurunan stunting (TPPS) KSB menjelaskan, program pertama pasangan kepala daerah KSB yang dilaksanakan adalah jambanisasi. Program itu sendiri tidak berjalan mulus atau ada saja protes. “Hari ini baru semua sadar, memfasilitasi masyarakat untuk jangan buang air besar sembarangan dengan cara membangun jamban mereka, hal tersebut cukup membantu bagaimana masyarakat bisa hidup sehat dan bersih, terhindar dari penyakit yang bersumber dari lingkungan yang kotor seperti kolera, tubercolosis dan lain-lain,” katanya.
Diakui juga oleh Wabup KSB, penanganan stunting dilakukan secara gotong royong, karena memang telah ditetapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR). “Gotong royong dalam Perda tersebut diberdayakan, jadi bukan hanya slogan, tetapi memang betul – betul dimanfaatkan. Perda Nomor 3 tahun 2016 tentang PDPGR, telah diimplementasikan dalam program jambanisasi dengan membuat sebanyak 6.012 jamban warga,” lanjutnya.
Upaya untuk mengintervensi penurunan stunting telah dapat ditunjukkan melalui kerja-kerja dilapangan yang digerakkan oleh para agen dalam program Posyandu gotong royong, dan menunjukkan data – data penurunan angka stunting di KSB, dari yang sebelumnya tahun 2020 berada pada angka 33,40 persen, tahun 2021 berada pada angka 24,6 persen, kemudian pada tahun 2022 berada pada angka 13,19 persen dan diharapkan tahun 2023 akan berada pada angka 6, 43 persen. “Pada tahun 2024 diharapkan tersisa maksimal 4 persen,” tuturnya.
Berbagai Inovasi yang dilakukan pemerintah dalam menggerakkan gotong royong di tengah masyarakat termasuk menurunkan angka stunting, diantaranya membangun sinergitas berbagai pihak seperti TNI dan Polri. Sementara itu para agen yang memang mereka diberikan tugas akan diberikan honor, dan mereka akan bekerja masuk ke dalam masyarakat untuk mendata apa saja sesuai dengan tugas yang mereka miliki sesuai dengan fungsi mereka dalam memberikan pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan di dalam masyarakat.
Pada periode kedua menjabat sebagai pimpinan daerah, ada satu program unggulan yang saat ini dijalankan termasuk dalam upaya menurunkan angka stunting, yaitu membuat posyandu gotong royong. Terdapat sebanyak 228 posyandu yang digerakkan oleh 700 orang agen. Dimasing-masing desa ada Posyandu prima yang diintervensi oleh dana Desa. “Untuk menguatkan komitmen pemerintah daerah dalam penanganan stunting, Pemda KSB menyiapkan dana 114 M, melewati 10 % dari nilai APBD KSB. “Jadi Pemerintah Daerah harus bisa membangun kerja kolaboratif, semua pihak dan yang tak kalah pentingnya harus berani menggelontorkan anggaran jika kita mau menurunkan stunting,” tegasnya. **