Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) akan kembali memperpanjang masa tanggap darurat sampai akhir November mendatang, sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tetap melakukan pendistribusian air bersih untuk masyarakat yang terdampak.
“Pasti akan diperpanjang masa tanggap darurat ini, karena kebutuhan air bersih masyarakat belum bisa terpenuhi dari keberadaan sumur bor maupun sumur gali, sebab masih dalam status kemarau,” kata Abdul Hamid, S.Pd selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB, saat dikonfirmasi media ini, kemarin.
Lantaran akan diperpanjang, maka pendistribusian air bersih pada wilayah terdampak tetap dilakukan dengan jumlah dan volume yang sama. “Memang sekarang ini sedang dalam proses untuk penerbitan keputusan perpanjangan masa tanggap darurat, namun pendistribusian air bersih harus tetap dilakukan setiap hari dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat,” lanjutnya.
Masih keterangan Hamid sapaan akrabnya, untuk wilayah terdampak dan tetap mendapatkan layanan pendistribusian air bersih tidak berbeda dari sebelumnya, karena BPBD KSB belum menerima permintaan dari pemerintah Desa terkait kesulitan mendapatkan air bersih. “Harus ada dasar bagi kami untuk melakukan penyaluran air bersih, yaitu permintaan pemerintah setempat yang dilanjutkan dengan pengecekan lokasi,” akunya.
Wilayah yang dilayani untuk pendistribusian air saat ini, ada beberapa desa di kecamatan Poto Tano, yaitu, Desa Poto Tano, Desa Kiantar dan Desa Tambak Sari. Sementara di kecamatan Taliwang baru Desa Seloto yang dilayani.
Sementara wilayah terdampak di Kecamatan Seteluk ada di Desa Kelanir, Desa Lamusung dan Desa Air Suning. Untuk wilayah Kecamatan Brang Rea yang terdampak berada pada Desa Moteng, Desa Sapugara Bree, Desa Bangkat Monteh dan Desa Lamuntet. “Jumlah wilayah itu bisa saja akan terus bertambah, mengingat kondisi alam yang membuat debit air berkurang,” katanya sambil meminta kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan air.
Disampaikan Hamid sapaan akrabnya, dari data sementara yang dimiliki BPBD KSB, jumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdampak kekeringan dan membutuhkan air bersih mencapai 1.363 KK atau sebanyak 4.089 jiwa. “Volume air yang kami distribusikan sejak penetapan tanggap darurat terus bertambah seiring dengan makin meluas daerah terdampak,” lanjutnya.
Hamid tidak membantah tentang adanya potensi perluasan wilayah terdampak kekeringan, mengingat dari prediksi yang disampaikan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), jika kemarau akan terjadi sampai awal tahun mendatang. “Jika kemarau terus melanda, maka potensi wilayah lain akan kesulitan air bersih sangat memungkinkan,” timpalnya. **