Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaksanakan Webinar 20 Tahun KSB yang dirangkai dengan Launching Website Desa dengan tema gotong royong membangun data berkualitas menuju Desa Mandiri. Pada momentum itu disampaikan langkah penanganan kemiskinan.
Yassinta Ben Katarti Latiffa Dinar, S.ST, M.Si selaku kepala BPS KSB mengingatkan, semangat gotong royong telah menjadi sendi pembangunan, dan menjadikan KSB juara berangkat dari desa. “Launching website desa telah menunjukkan eksistensinya dengan melakukan pelayanan publik melalui website desa. Dengan digitalisasi data, jarak waktu dan biaya bisa dipangkas,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut sekaligus dilakukannya peluncuran Website Desa Kalimantong dan Desa Manemeng. Hal tersebut sebagai bentuk pelayanan publik berbasis digital. Ini akan memanjakan masyarakat desa untuk memperoleh pelayanan. Sementara itu, Kepala BPS NTB Drs Wahyudi, MM menyampaikan bahwa program Desa cantik (Desa Cinta Statistik) sudah dilakukan di masing masing Kabupaten/Kota. Pembukaan program desa cantik ini sebagai dasar melalui level yang paling rendah yaitu desa.
Ini bertujuan untuk satu data Indonesia, dengan melibatkan seluruh unsur pemerintahan, membentuk agen statistik di level desa dan kelurahan agar penanganannya bisa cepat. Memerlukan kolaborasi Pemerintah Daerah, Bupati/Walikota, Camat, Kepala Desa, dan Lurah. Dirinya juga berharap kepada Pemerintah Daerah agar dapat memanfaatkan reksoseg dalam penanganan kemiskinan. Demikian juga dalam rangka Desa cantik, dirinya berharap agar dapat terbangunnya literasi data di desa dan kelurahan, serta tersedianya dokumen pemanfaatan data regsosek, tersedianya agen agen statistik di desa dan kelurahan.
Dengan terselenggaranya program tersebut akan tercipta out come manajemen data yang baik, terbangunnya tingkat kesadaran statistik yang tinggi. Ini semua akan mendorong terjadinya perubahan status index desa ke arah yang lebih baik. Ditambahkan Wahyudi bahwa, Desa Kalimantong masuk dalam 20 Desa terbaik se Indonesia. Mudah – mudahan nantinya bisa menjadi 10 terbaik.
Dr Ir H W Musyafirin, MM selaku Bupati KSB menyampaikan, dirinya mulai kenal BPS itu pada tahun 2003 yaitu pada saat perjuangan pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat, dan saat itu kepala BPS dipegang oleh Mukhsin. “Mulai saat itu kita tidak berani rekayasa data, karena nanti di pusat kita ketahuan, jadi kita menyusun data seadanya untuk kebutuhan perjuangan pembentukan KSB,” jelasnya.
Bupati melanjutkan bahwa kita berkomitmen mendorong lahirnya data berkualitas. Seperti contohnya dalam penanganan data fakir miskin yang ada di KSB. “Kami punya agen gotong royong yang menjalankan fungsi statistik yaitu sebanyak 684 agen di seluruh blok area yang menangani 150 kk oleh 3 agen. Awalnya kita kasi tugas penggunaan gas elpiji. Mereka langsung mendata kondisi sebenarnya yang dialami oleh warga,” ujarnya.
Sering sekali para agen bertemu dengan warga yang rumahnya jelek tapi sawahnya banyak. Ada juga mereka para peternak ketika ditanya berapa jumlah ternaknya, mereka jawab cuma 2, padahal sebenarnya banyak. Nah berkaitan dengan data masyarakat miskin yang coba di data oleh agen yaitu sebesar 3,32 ℅. Data tersebut merupakan hasil pendataan langsung mereka para agen di peliuknya masing – masing.
Itulah sebabnya saya pernah mengajukan kepada BPS agar bisa memanfaatkan para agen ini untuk melakukan pendataan di lapangan, bila perlu kami yang bayar, yang terpenting tenaga mereka para agen ini bisa dimanfaatkan oleh BPS dalam melakukan pendataan. Sehingga data kemiskinan di KSB kami berjumlah FM 3,32 yang artinya Fakir Miskin 3,32 ℅.
Berkaitan dengan hal itu, Bupati menegaskan bahwa, kami tidak ada sedikit pun maksud merekayasa data. Tidak ada maksud me mark up data karena kita bisa bunuh diri nantinya. Kami melayani kemiskinan by name by adress. Begitu salah cara menangani kriteria, maka itu yang menyebabkan yang tidak miskin menjadi miskin. Kami ingin melakukan pelayanan berdasarkan data berkualitas. Data yang kami pakai tidak mungkin data yang kami buat buat. **