Taliwang, – Acara temu kerja tim percepatan penurunan stunting yang bertujuan untuk akselerasi percepatan penurunan prevalensi angka stunting serta penyampaian praktik baik dari pemerintah daerah dengan tema “Strategi Implementasi Pencegahan Stunting di Daerah” dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan itu sendiri menghadirkan Fud Syaifuddin, ST, MM.Inov selaku wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menjadi salah seorang pematerinya.
Kegiatan dalam rangka peningkatan koordinasi dan kapasitas kelembagaan percepatan penurunan angka stunting, dengan memanfaatkan momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31, selain menghadirkan Wabup KSB juga Wakil Gubernur Jambi, Drs H. Abdullah Sani, M.Pd.
Dalam pemaparannya, Wabup menyampaikan bahwa penanganan Stunting diKSB telah dilaksanakan dari sejak periode pertama dilantik pada Februari 2016 lalu. “Sebelum semaraknya penanganan stunting di berbagai daerah, pemerintah KSB dalam 100 hari pertama setelah dilantik langsung melaksanakan program jambanisasi. Hal itu dilakukan karena salah satu yang menyebabkan stunting adalah penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, disentri, dan muntaber,” ucapnya.
Wabup juga membeberkan, dalam program pembuatan jamban digerakkan melalui Peraturan Daerah Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (Perda PDPGR) dan telah berhasil terbangunnya jambaninsai sebanyak 6.212 jamban. “KSB menjadi satu – satunya Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang masuk dalam kategori bebas buang air besar sembarangan dan juga dinyatakan sebagai satu – satunya Kabupaten di Indonesia tuntas 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM),” tegasnya.
Wabup juga menekankan bahwa semua program yang dilaksanakan tersebut dilaksanakan karena adanya intervensi Pemerintah Daerah melalui program kerja. Di Sumbawa Barat ad akita kenal Agen Gotong royong yang menggerakkan sebanyak 228 Posyandu yang tersebar di 56 Desa. Salah satu tugas dari Posyandu yaitu memastikan agar anak – anak mendapat Gizi yang maksimal. Para Agen Gotong Royong akan menjemput para ibu dan balitanya untuk dibawa ke Posyandu, dan selanjutnya memberikan makanan tambahan bagi bayi juga memberikan asupan gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
Dalam closing statementnya, Wabup menegaskan bahwa sebagai pemangku kepentingan, kita dituntut untuk memikirkan orang miskin. “Persoalan Stunting juga menjadi persoalan Masyarakat miskin,” ungkapnya. **