Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengakui, jika warga yang terdampak kekeringan terus bertambah. Hal itu dibuktikan dengan data terbaru saat ini, dimana sudah mencapai 7 ribu lebih jiwa yang membutuhkan air bersih.
Abdul Hamid, S.Pd selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB menjelaskan, jika penambahan jumlah jiwa terdampak kekeringan berada di kecamatan Poto Tano. “Ada dua desa yang melaporkan terus bertambah warganya yang semakin kesulitan memperoleh air bersih, yakni desa Senayan dan Desa Kiantar,” ucapnya.
Selain di kecamatan Poto Tano, tambahan wilayah baru yang melaporkan diri ke BPBD warganya mulai kesulitan memperoleh air bersih berasal dari kecamatan Jereweh dan Maluk. “Di Maluk laporannya dari desa Benete sementara Jereweh dari Jelenga,” sebut Hamid.
Diakui Hamid, dampak kekeringan terhadap masyarakat kali ini dalam kurun waktu sebulan cukup signifikan. “Sebelumnya itu hanya sekitar 5.700 jiwa di tiga kecamatan. Tapi dalam sebulan berikutnya, sekarang ini sudah 7.700-an jiwa,” sebutnya.
Dari sisi jumlah wilayah, dampak kekeringan tahun ini juga terus meluas. Jika sebelumnya hanya terjadi di 3 kecamatan kini bertambah menjadi 5 kecamatan dan 11 desa. Adapun desa-desa terdampak itu diantaranya Desa Poto Tano, Desa Tambak Sari, Desa Kiantar, Desa Senayan dan Desa Mantar di Kecamatan Poto Tano. Desa Air Suning, Lamusung dan Kelanir di Kecamatan Seteluk. Desa Seloto di kecamatan Taliwang, desa Jelenga di Jereweh dan desa Benete di kecamatan Maluk.
Untuk membantu warga yang terdampak kekeringan itu, BPBD KSB pun terus melaksanakan kegiatan distribusi air bersih. Hamid mengatakan, di masa perpanjangan ketiga siaga darurat bencana kekeringan ini pihaknya setiap hari menyalurkan sebanyak 34 tangki air setiap harinya ke seluruh desa terdampak.
“Setiap hari tanpa henti kami menyalurkan air bersih dalam 3 bulan terakhir,” sebut Hamid seraya menyampaikan masa tanggap darurat perpanjangan ketiga ini akan berlaku hingga tanggal 24 September mendatang.
“Kalau perkiraan BMKG kemarau tahun ini akan sampai bulan November. Jadi kalau kondisinya benar dan masyarakat tetap kesukitan mendapatkan air bersih maka kita akan terus perpanjang siaga darurat (bencana) kekeringannya,” sambungnya. **