Taliwang – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Salah satu fokus dari program ini adalah meningkatkan kapasitas pelaku UMKM dalam branding dan pemasaran produk. Hasil dari pendampingan yang dilaksanakan bersama mitra Narasa menunjukkan peningkatan drastis omzet dari UMKM mitra AMMAN yang didampingi, terutama bagi 16 UMKM yang tergabung dalam batch pertama dari tahun 2020 hingga 2023.
Salah satu contoh sukses adalah Zakiah, pemilik “Bakso Emak Seteluk”. Sebelum terlibat dalam program AMMAN, bisnis bakso milik Zakiah hanyalah usaha rumahan dengan penghasilan sekitar Rp500 ribu per hari. Namun, setelah mendapatkan pelatihan branding dan marketing dari AMMAN, omzetnya melonjak pesat. “Dulu saya hanya menggunakan 5 kilogram daging per hari, tapi sekarang bisa mencapai 15 kilogram,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (05/10).
Selain melalui penjualan langsung, Zakiah mengaku jika bisnisnya juga berkembang lewat inovasi penjualan di bazar dan katering. Saat ini, Bakso Emak Seteluk mampu meraup penghasilan Rp3 juta per hari, bahkan pada hari-hari libur bisa mencapai Rp6-7 juta per hari dengan total omzet perbulan hingga Rp100 juta rupiah lebih.
Kisah serupa juga datang dari Bety, pemilik “Permen Susu Tapir Barokah”. Awalnya, Bety hanya menjadi reseller permen susu dan belum memproduksi sendiri. Sebelum mengikuti program AMMAN, omzetnya berkisar antara Rp2-3 juta per bulan. Namun setelah mendapatkan pendampingan branding dan pemasaran, omzetnya meningkat signifikan hingga mencapai Rp 30-35 juta per bulan. Produk permennya kini telah masuk NTB Mall, Bandara Internasional Lombok (BIL), dan beberapa toko di Malaysia. Produksi permen susu pun meningkat menjadi 10 kilogram per hari.
Vio Bayu Ardani, pemilik “Jamu Nyaman Ate” juga merasakan dampak besar dari program ini. Sebelum bergabung, Vio hanya memproduksi sekitar tujuh botol jamu per hari, namun kini ia memproduksi hingga 800 botol per hari. Omzet bisnisnya pun melonjak hingga Rp25 juta per bulan. “Program ini membantu kami mengenalkan produk lebih luas dan membuat branding lebih profesional,” ujar Vio.
Selain itu, Nining Mawarni pemilik usaha “Stik Rumput Laut Rumla”, juga berbagi kisah suksesnya. Usaha yang awalnya hanya untuk konsumsi pribadi, kemudian mulai dijual ke sekolah-sekolah dan kios-kios kecil di sekitar rumahnya. Setelah dilirik oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) dan Dinas Perikanan (Diskan) KSB, barulah Nining berinisiasi menjual secara masif meskipun penghasilan belum seberapa. Setelah bergabung dalam kelompok UMKM mitra AMMAN, kemudian mengikuti pelatihan branding, produk stik rumput lautnya semakin dikenal dan sekarang memiliki omzet mencapai Rp60 juta per bulan.
Terakhir, Ermayanti pemilik “Bale Duren,” berhasil mengubah bisnis penjualan olahan buah durian menjadi salah satu usaha kuliner olahan khas lokal. Berkat kerja keras dan inovasi yang dilakukan bersama AMMAN, Ermayanti memiliki prestasi masuk dalam daftar Top 10 Wirausaha Muda NTB oleh International Council for Small Business (ICSB) periode 2020-2022 Provinsi NTB, yang saat ini keuntungan bersihnya mencapai Rp30 juta per bulan.
Program “Branding dan Marketing” tidak berhenti sampai di sini. Mitra UMKM terus dilibatkan dalam berbagai kegiatan, seperti bazar dan pameran, serta pelatihan lanjutan dalam kewirausahaan, manajemen keuangan, dan pemasaran digital. Dengan dukungan ini, diharapkan UMKM di KSB semakin mandiri dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Kesuksesan para pelaku UMKM ini merupakan bukti nyata bagaimana program PPM berkelanjutan dari AMMAN telah membawa dampak positif yang signifikan, yang tidak hanya meningkatkan omzet tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. **