Taliwang, – Program Inovasi untuk anak sekolah Indonesia (Inovasi) yang merupakan program kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia, memastikan telah berhasil melaksanakan pra pilot program Pembelajaran Literasi Tingkat Awal (PELITA) khusus Kabupaten Sumbawa Sumbawa Barat (KSB), sehingga keberlanjutannya sampai November 2018 mendatang.
Untuk memastikan program akan dilanjutkan bahkan diperluas pada beberapa sekolah, tim Inovasi menggelar sosialisasi dan perkenalkan metode pada perwakilan guru yang dihadiri juga oleh Wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin ST, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora), Drs Tajuddin, Msi termasuk sejumlah pejabat lingkup Dikpora, serta terlihat juga ketua komisi I DPRD KSB, Drs H M Thamzil, MM dan Dewan Pendidikan KSB.
Dr Zulkarnain, MPd selaku District Fasilitator (DF) Inovasi KSB dalam laporannya mengingatkan bahwa untuk kegiatan pra pilot, pihaknya melibatkan tiga sekolah. Masing-masing SDN 4 Taliwang yang mewakili sekolah negeri, MIN Lamunga sebagai reresentatif sekolah dibawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) dan SDIT Imam Syafi’i. “Saya bisa pastikan hasilnya sangat sukses. Hal itu yang menjadi dasar maka dilanjutkan dengan program rintisan,” lanjutnya.
Dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu juga menyampaikan, jika pihaknya bukan sekedar melakukan sosiaisasi dan memberikan kepastian bahwa program dilanjutkan, tetapi juga akan menggelar pertemuan secara langsung dengan mengambil lokasi gugus yang masuk dalam program rintisan, yaitu Gugus 3 Taliwang dan Gugus 5 Brang Ene. “Kami akan melaksanakan pertemuan di Gugus, agar kegiatan dapat melahirkan perubahan. Selain itu juga untuk memperkenalkan Inovasi di KSB yang konsentrasi pada pembelajaran literasi,” tuturnya.
Sedangkan Sri Widuri selaku Advisor Inovasi Provinsi NTB mengingatkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sebagai tanda dimulai program rintisan Pelita. Tahun lalu hanya pra rintisan untuk menggodok melihat apa kekuatan dan tantangan untuk mendisain program hari ini. Program ini akan berjalan sampai bulan November mendatang. Tujuannya untuk melahirkan metode bagi guru guna mempercepat anak-anak kelas 1 sampai kelas 3 bisa membaca sesuai jenjangnya. “Ini terlihat sederhana, namun hal itu adalah masalah sehingga Inovasi hadir untuk mendukung,” ucapnya.
Wabup KSB dalam sambutannya menegaskan bahwa kesadaran membaca atau literasi yang kemudian membangkitkan kesadaran menulis dan berhitung tidak cukup dengan mengajak. Maka harus ada gerakan yang dilakukan sekolah sebagai ujung tombak. Wabup pun mencontohkan pertama, seperti yang dilakukan di SDN 1 Sapugara Bree, dimana pihak sekolah menempel beraneka tulisan yang berwarna warni. Tujuannya tentu akan mengajak siswa membaca.
Kedua, bisa menggerakkan meningkatkan literasi dengan menjadwalkan anak-anak ke perpusatakaan. Atau bisa juga bekerjasama dengan Dinas Perpusatakaan mendatangi sekolah agar anak-anak bisa bisa membaca buku lebih banyak. Ketiga memberi pekerjaan rumah kepada muridnya untuk membuat dongen, maka murid tersebut akan membaca kemudian menulis dongen yang diminta guru. Atau kemudian membuat lomba pidato, lomba karya tulis di sekolah. Lomba tersebut akan membuat murid mencari referensi yang tentu akan mereka baca dan ditungkan dalam bentuk tulisan.
Drs Tajuddin selaku kepala Dikpora KSB mengakui bahwa program yang dilaksanakan Inovasi telah memberikan tambahan pengetahuan masyarakat dalam metode pembelajaran, namun meminta agar Inovasi beserta Fasilitator Daerah (Fasda) yang direkrut dari kalangan guru untuk memastikan bahwa siswa tetap belajar meskipun ditinggal saat mengikuti pelatihan. “Pada prinsipnya saya tidak ada masalah dengan pelaksanaan program tersebut, namun keseringan guru meninggalkan sekolah jangan sampai menjadi masalah nantinya,” timpalnya. **