Taliwang, – Desa Rarak Ronges kecamatan Brang Rea dan Desa Mataiyang Desa Brang Ene, tidak lagi menjadi desa yang sulit akses, karena Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Permukiman (DPUPRPP) telah menyiapkan anggaran pekerjaan ruas jalan dan akan rampung dihotmik pada akhir Desember 2018 mendatang.
Amar Nurmansyah, ST, MSI selaku kepala DPUPRPP Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang dikonfirmasi media ini menuturkan, untuk menyelesaikan pekerjaan peningkatan ruas jalan tersebut, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp. 46 miliar lebih. “Bukan hanya pekerjaan peningkatan jalan, tetapi juga harus memastikan bahwa ruas jalan tidak sulit dilalui atau tanpa kemiringan yang akan mengganggu akses kendaraan,” tegasnya.
Disampaikan Amar sapaan akrabnya, jika ruas jalan itu rampung dikerjakan dipastikan tidak lagi sulit dan memakan waktu lama untuk mendatangi desa yang dianggap ujung dari masing-masing kecamatan tersebut. “Sebenarnya Desa Mataiyang tidak jauh dari Desa Hijrah, tetapi akses yang membuat kita sulit mendatangi desa tersebut, begitu juga dengan Desa Rarak Ronges, namun setelah pekerjaan tuntas maka akses menuju desa itu tidak butuh waktu lama,” urainya.
Dikesempatan itu Amar juga mengaku, jika kondisi pekerjaan sekarang ini sedang dalam proses pemadatan ruas jalan dan pekerjaan pembangunan saluran drainase yang akan menampung air dari gunung, sehingga tidak langsung ke jalan raya. “Untuk pekerjaan ruas jalan ini kami melakukan pengawasan serius, sehingga persepsi bahwa lokasi pekerjaan yang jauh dari kota kualitasnya tidak diperhatikan akan terbantahkan,” ungkapnya.
Meskipun pekerjaan masih dalam proses, tetapi uji coba ruas jalan sudah dilaksanakan. Hal itu untuk memastikan bahwa kemiringan dan ketinggian akses tidak menjadi persoalan bagi warga yang akan menggunakan ruas jalan tersebut. “Boleh kita semua coba melintasi ruas jalan tersebut, pasti tidak akan merasakan kesulitan, apalagi setelah pekerjaan rampung atau di Hotmik,” timpalnya.
Menyinggung soal akses menuju Desa Mataiyang, Amar sangat berharap pagar sekolah Satap Mataiyang bisa direlokasi atau mundur beberapa meter, karena akses terakhir menuju Desa tersebut tepat didepan satuan pendidikan tersebut. “Jalur terakhir menuju Desa Mataiyang cukup miring, jadi pagar sekolah itu harusnya dimundurkan, namun permintaan itu belum ada respon dari pihak terkait,” katanya, sambil mengatakan, jika ingin Desa itu terlihat cantik, maka bangunan sekolah juga direlokasi dan eks lokasi bisa dijadikan taman desa. **