Taliwang, – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus melaksanakan sosialisasi tentang penanganan dan pengolahan sampah dalam lingkungan sekolah. Kegiatan yang dipusatkan di SDN 2 Kertasari pada pekan lalu itu dirangkai dengan trauma healing bagi siswa.
Dedy Damhudi Khatim, ST, MSi selaku Kabid Kebersihan pada DLH Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang menjadi penanggung jawab program menegaskan, kegiatan sosialisasi tentang penanganan dan pengolahan sampah yang dilaksanakan terbungkus dalam program Siswa Peduli Sampah Menuju Sekolah Nihil Sampah (Si-Lisa Manis). “Kami ingin memberikan pendidikan kepada anak-anak soal penanganan sampah,” ucapnya.
Mengingat pelajar lokasi sosialisasi adalah sekolah dasar, maka pembahasan lebih pada sampah yang diproduksi dalam rumah tangga masing-masing atau yang selalu dilihat oleh anak-anak itu sendiri. “Mengingat semangat besarnya adalah mengajak anak-anak untuk bisa dan mampu mengolah sampah, maka lebih dominan yang dibahas adalah sampah produksi dapur atau yang sering dilihat anak itu sendiri,” lanjut Dedy sapaan akrabnya.
Dikesempatan itu tim DLH KSB lebih fokus dalam penanganan sampah organik yang bisa dibuat sebagai kompos. Jadi guru dan anak-anak dapat memanfaatkan sampah sebagai pupuk penyubur tanaman. “Sampah yang diproduksi disekolah bisa menjadi kompos atau pupuk bagi tanaman dalam lingkungan sekolah, terus sampah yang ada dirumah masing-masing bisa dijadikan kompos untuk tanaman dirumah,” katanya, sambil berharap anak-anak itu sendiri dapat menjadi agen pengurangan dan pengolahan sampah.
Kegiatan yang dilaksanakan DLH itu sendiri sebagai upaya untuk perubahan karakter siswa, dimana selama ini sering membuang sampah sembarangan. Untuk memberikan pemahaman lebih baik, pihaknya DLH saat melakukan sosialisasi sempat memutar video tentang penanganan sampah. Hal itu dilakukan lantaran anak-anak akan bisa memahami apa yang menjadi tujuan dengan melihat gambar.
Terkait dengan Trauma Healing, Dedy mengaku bahwa antara guru, tim DLH dan anak-anak melakukan interaktif dalam proses pengolahan sampah dilokasi sekolah, termasuk memberikan motivasi untuk tetap semangat belajar pasca terjadi bencana gempa. “Beberapa kegiatan interaktif bersama anak juga kami lakukan sebagai bagian dari trauma healing tersebut,” katanya.
Sebelum acara berakhir, tim DLH menyerahkan komposter kepada pihak sekolah untuk menjadi media membantu dalam pengolahan sampah, termasuk sejumlah bibit pohon naga yang direncanakan sebagai tanaman disepanjang pagar sekolah serta penyerahan Handbook tentang Si-Lisa Manis.
Sementara Demma SPd selaku kepala SDN 2 Kertasari pada kesempatan itu mengaku bangga dan apresiasi kepada tim DLH yang telah memberikan edukasi kepada siswa tentang pengolahan sampah yang dirangkai dengan trauma healing. “Selama ini kami tidak memiliki pemahaman tentang pengolahan sampah, tetapi dengan adanya sosialisasi dari DLH, maka pihaknya akan menjadi kegiatan itu sebagai upaya menciptakan sekolah bersih,” akunya. **